Pupuk Avatara Mutiara Diduga Palsu, Beredar di Situbondo
SITUBONDO, FaktualNews.co – Pupuk avatara mutiara 16-16-16 produksi PT Nividia Pratama, yang dijual paksa kepada warga di Dusun Merak, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo diduga palsu. Pasalnya, nomor registrasi HAKI dan nomor izin dari Kementerian Pertanian RI diketahui bermasalah. Sebab, saat dicek melalui alamat yang tertera di karung pupuk avatara mutiara diketahui tidak sama.
Ahmad Fajar Afifi, salah seorang pemuda di Dusun Merak, Desa Sumberwaru mengatakan, dugaan pupuk avatara mutiara palsu itu, berawal kedatangan salah seorang warga yang mendatangi rumahnya. Saat itu, pria asal Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, tiba-tiba menawarkan pupuk dengan harga murah, namun menjualnya dengan cara memaksa. Bahkan, penjual itu meletakkan 5 karung pupuknya di rumah, meski dirinya tidak punya uang.
“Sebetulnya, saya menolak untuk membeli, tetapi pedagangnya itu memaksa untuk membeli dengan harga sebesar Rp 550 ribu persak, dia bilang ke saya untuk membayar melalui rekening saja. Namun, untung saya belum bayar, dan akan bayar ketika pupuk ini di uji kebenarannya,” ujar Afif, Rabu (22/3/2023).
Menurutnya, setelah pedagangnya pergi, dirinya langsung curiga jika pupuk tersebut tidak beres alias pupuk palsu. Begitu bungkusnya dibuka pupuk tersebut penuh dengan pewarna. Selain itu, saat dicampur dengan air tidak langsung mencair. Sehingga dia membandingkan dengan pupuk yang dibeli dari kios.
“Karena curiga saya langsung tes dengan dicampur dengan air. Setahu saya, kalau pupuk asli begitu kena air pasti meleleh. Namun, pupuk avatara mutiara 16-16 -16 ini mengeras dan tidak ikut cair,” bebernya.
Afif menambahkan, selain melakukan uji coba menggunakan air, dirinya juga mencoba menaburkan pupuk tersebut ke tanaman cabai miliknya. Hasilnya, bukannya tambah subur malah tanaman cabe tersebut menguning dan mati. “Saya coba bandingakan ke tanaman cabe yang menggunakan dari kios. Perbedaannya sangat jauh. Yang satunya hidup yang pakai pupuk palsu itu malah kuning dan mati,” katanya.
Afif menegaskan, dampak masuknya pedagang pupuk yang diduga palsu ke Dusun Merak, para petani banyak yang dirugikan. Sebab, yang membeli pupuk tersebut tidak hanya satu dua orang saja. “Besok (Kamis red-) saya akan melaporkan ke dinas pertanian. Kalau benar palsu saya akan melanjutkan laporan dugaan pupuk palsu tersebut ke Mapolres Situbondo,” katanya.
Sementara itu, Agus Prayoga warga Kabupaten Lamongan, Jawa Timur mengaku, tidak paham apakah pupuk itu ilegal atau tidak. Dia mengaku hanya mengantarkan pupuk tersebut kepada warga. Kalau dirinya tahu itu merupakan pupuk ilegal, dirinya tidak berani mengantarnya. “Saya ini hanya mengantarkan saja mas, urusan itu asli atau bukan, saya tidak tahu. Ini saya sudah sampai di Porong, kan saya hanya mengantarkan saja,” kata Agus, saat dihubungi melalui ponselnya.