BONDOWOSO, FaktualNews.co – Ketua DPRD Kabupaten Bondowoso, Ahmad Dhafir, mengungkapkan ada kegaduhan proses mutasi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terjadi beberapa waktu yang lalu.
Pasalnya, ada dugaan jual beli jabatan, dengan tarif sekitar Rp 25 juta. Selain itu, ada kejadian aneh saat proses mutasi di pendopo Kabupaten Bondowoso, salah satu ASN yang sudah mengenakan seragam PDH.
“Namun, ternyata seorang ASN gagal dilantik, dengan alasan yang tidak jelas. Padahal, ASN sudah mengenakan seragam dinas pelantikan,” ujar Ahmad Dhafir.
Menurut dia, kegaduhan mutasi ASN di Pemkab Bondowoso itu, diduga kuat, karena ada jual beli jabatan ASN yang dilakukan oknum, untuk menentukan jabatan tertentu.
“Saya punya rekaman percakapannya. Bahkan saya ada bukti ditransfer dari rekening siapa ke rekening siapa, saya juga tahu. Makanya, mutasi ASN menimbulkan kegaduhan,” bebernya.
Lebih jauh Ahmad Dhafir mengatakan, DPRD sebagai wakil rakyat berharap diakhir masa jabatan Bupati tidak menimbulkan kegaduhan.
“Apa yang dikatakan Pak Wabub ada benarnya juga, bahwa Bondowoso marak jual beli jabatan, kalau marak kan berarti banyak yang jualan seperti pasar dadakan,” katanya.
Pria yang akrab dipanggil pak ketua menambahkan, meski mutasi ASN sempat menimbulkan kegaduhan, pihaknya berharap eksekutif agar fokus melayani masyarakat, demi menjaga kondusifitas bondowoso.
DPRD sama sekali tidak ada maksud mengintervensi, kalau memang mau melakukan mutasi tidak masalah, yang penting mutasi harus ada ijin dari Mendagri. “Harapan kami, ASN tenang, melayani masyarakat dengan tenang, dan rakyat merasa nyaman itulah harapan kami,” pungkasnya.