SITUBONDO, FaktualNews.co-Seiring dengan bertambahnya waktu, jumlah kasus positif Orang dengan HIV AIDS (ODHA) di Kabupaten Situbondo terus meningkat. Saat ini, tercatat sebanyak 1.461 orang penderita, sebanyak 204 orang di antaranya meninggal dunia.
Ironisnya lagi, sebanyak 222 penderita HIV AIDS di Kabupaten Situbondo, mereka diketahui masih menjalani perawatan khusus di rumah sakit pelat merah atau RSU dr Abdoer Rahem Situbondo. Bahkan, sebanyak 30 penderitanya adalah anak laki-laki.
Direktur RSUD dr Abdoer Rahem Roekmy Prabarini Ario mengatakan, kasus HIV AIDS memang membutuhkan penanganan yang berkala. Sehingga penderita bisa menjaga daya tahan tubuh dengan baik dan bisa melawan kuman yang menyerang.
“Penyebaran penyakit HIV AIDS, sebagian besar akibat hubungan seksual,”ujar dr Roekmy, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (5/4/2023).
Menurut dia, hingga kini, masih banyak penderita yang rutin melakukan pengobatan dan konsultasi terkait penyakit yang dideritanya. Sehingga cukup banyak pasien yang memperlambat penyerangan kuman terhadap sistem daya tahan tubuh.
“Banyak penderita yang dirawat dan obati serta konsultasi, karena di RSU Situbondo ada bidang khusus untuk menangani penderita HIV AIDS,”bebrnya.
Sementara itu, Poli Vicity HIV AIDS RSUD Abdur Rahem, Fri Ika Kusuma Wardani mengatakan, jika kasus persebaran penyakit menular tersebut bervariasi, salah satunya adalah melakukan seksual dan dan jarum suntik.
“Memang rata-rata persebaran dari seksual, yang terjangkit pertama kali dalam keluarga adalah laki-laki. Itupun setelah dari prostitusi,”katanya.
Menurutnya, jumlah total pasien aktif melakukan pengecekan di RSUD Abdoer Rahem sebanyak 222 pasien. Dari jumlah total tersebut sebanyak 13 persennya diketahui masih anak dibawah umur.
“Dari 222 pasien ada 30 anak laki-laki yang positif HIV AIDS. Saat ini, mereka intens melakukan pengobatan,”katanya.
Dia menambahkan, puluhan remaja yang terjangkit HIV AIDS, mereka mengaku sering melakukan hubungan seksual dengan PSK di beberapa tempat eks lokalisasi. Sehingga secara tidak sadar mereka terjangkit.
Puluhan remaja tersebut masih usia sekitar 15 tahun sampai 17 tahun. Namun terdekteksi HIV AIDS akibat pergaulan yang tidak terkontrol dengan baik. Hal tersebut perlu menjadi pembelajaran bahwa melakukan seksual di tempat-tempat prostitusi akan berdampak negatif.
“Bahkan, sebagian mereka terjangkit HIV AIDS diketahui masih usia sekolah SMP,”katanya.
Fri Ika mengatakan, setelah secara medis divonis terjangkit HIV AIDS, mereka ada niatan baik berubah. Saat ini, mereka mulai konsultasi terkait kesehatan dan konsumsi obat.
“Untuk penanganan HIV AIDS tidak hanya terfokus di RSU Situbondo. Namun bisa di beberapa Puskesmas, karena sudah tersedia obat secara gratis,”pungkasnya.