JOMBANG, FaktualNews.co – Ramadan adalah bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam tanpa terkecuali. Di dalamnya terdapat suatu malam yang amat penuh dengan keberkahan, yaitu malam Lailatul Qadar.
Dalam Al-Qur’an Surat Al-Qadr ayat 1-5 disebutkan bahwa malam Lailatul Qadar merupakan malam turunnya Al-Qur’an. Malam Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Yang membuat malam tersebut begitu istimewa adalah bahwa di dalamnya turun berbagai macam rahmat dan keberkahan dari Allah SWT.
Barang siapa yang beribadah pada malam tersebut, insya Allah akan mendapatkan keberkahan dan pahala yang lebih baik dari beribadah selama 80 tahun tanpa melakukan kedurhakaan sama sekali.
Lalu seberapa banyak pahala yang bisa diperoleh bagi orang yang beribadah selama malam Lailatul Qadar tersebut? Berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (31/3/2023).
Umat muslim tentu menunggu datangnya 10 hari terakhir dalam bulan Ramadan. Pada periode tersebut terselip satu malam yang penuh berkah yang disebut malam Lailatul Qadar. Berikut adalah deretan kebaikan malam Lailatul Qadar
Pahala Beribadah di Malam Lailatul Qadar
Malam Lailatul Qadar seperti yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan malam yang sangat istimewa. Pada malam tersebut, Allah SWT menurunkan rahmat dan keberkahannya yang luar biasa. Bahkan, orang yang beribadah di malam tersebut akan mendapatkan pahala yang melebihi pahala orang yang beribadah selama 80 tahun tanpa melakukan kedurhakaan.
Suatu hari Rasulullah SAW menceritakan tentang kisah empat orang lelaki di zaman dahulu. Mereka menyembah Allah selama delapan puluh tahun tanpa melakukan kedurhakaan kepada-Nya.
Nabi Muhammad SAW menyebutkan nama mereka, yaitu Ayyub, Zakaria, Hizkil ibnul Ajuz, dan Yusya’ ibnu Nun. Lalu para sahabat Rasulullah SAW merasa kagum dengan amalan mereka.
Maka datanglah Jibril as kepada Nabi SAW dan berkata: “Hai Muhammad, umatmu merasa kagum dengan ibadah mereka selama delapan puluh tahun itu tanpa berbuat durhaka. Sesungguhnya Allah SWT telah menurunkan hal yang lebih baik daripada itu.”
Kemudian malaikat Jibril as membacakan kepadanya firman Allah surat Al-Qadar ayat 1-3. Jibril berkata ini lebih baik daripada apa yang engkau dan umatmu kagumi. Maka bergembiralah karenanya Rasulullah SAW dan orang-orang yang bersamanya saat itu.
Namun, bagaimana kita bisa mengetahui apakah kita telah mendapatkan berkah Lailatul Qadar? Apakah ada ciri-ciri khusus yang bisa menunjukkan bahwa kita telah mendapatkan keberkahan di malam tersebut? Sebenarnya, tidak ada ciri-ciri pasti yang bisa menjamin bahwa seseorang telah mendapatkan berkah Lailatul Qadar. Namun, ada beberapa tanda-tanda yang bisa menunjukkan bahwa seseorang sedang mendapat keberkahan dari Allah SWT, di antaranya sebagai berikut.
Warga berdiam diri atau beritikaf pada malam ke-27 bulan puasa 1443 H di Masjid Asy-Syuhada, Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Jumat (29/4/2022). Itikaf dilakukan pada 10 hari terakhir bulan dengan membaca Al Qur’an, dzikir, dan selawat untuk mencari rida Allah SWT. (merdeka.com/Imam Buhori)
Salah satu ciri orang yang mendapatkan keberkahan Lailatul Qadar adalah ia yang mencari selama 10 hari terakhir di bulan . Pada waktu itu, dia terus beribadah kepada Allah SWT, dengan Itikaf di masjid.
Dari Aisyah radhiallahu’anha, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Carilah oleh kalian keutamaan lailatul qadar (malam kemuliaan) pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan ”.
Ciri berikutnya dari orang yang mendapatkan berkah Lailatul Qadar adalah orang tersebut menjadi semakin rajin beribadah. Misalnya, yang tadinya hanya melakukan amalan wajib saja, sekarang dia juga mulai melakukan amalan sunnah juga. Selain itu ibadah tersebut ia lakukan secara istiqomah setiap harinya.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki 10 terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174)
Salah satu ibadah yang ditingkatkan oleh orang yang mendapatkan keberkahan malam Lailatul Qadar adalah salat malam.
Dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang menghadiri salat ‘Isya berjamaah, maka baginya pahala salat separuh malam. Siapa yang melaksanakan salat ‘Isya dan Shubuh berjamaah, maka baginya pahala salat semalam penuh.” (HR. Muslim no. 656 dan Tirmidzi no. 221)
Itikaf adalah berdiam diri. Yang dimaksud berdiam diri adalah dalam rangka untuk beribadah kepada Allah SWT. Selama berdiam diri tersebut, mereka akan menyibukkan diri dengan melakukan ketaatan kepada Allah SWT dengan membaca Al Qur’an, berdzikir, berdoa, atau bisa juga berdiskusi tentang ilmu agama.
Rasulullah SAW dalam haditsnya bersabda:
“Siapa yang ingin beri’tikaf bersamaku, maka beri’tikaflah pada sepuluh malam terakhir,” (HR Ibnu Hibban).
Itikaf dilakukan pada 10 hari terakhir bulan dengan membaca Al Qur’an, dzikir, dan selawat untuk mencari rida Allah SWT. (merdeka.com/Imam Buhori)
Ciri lain yang menunjukkan seseorang mendapatkan keberkahan malam Lailatul Qadar adalah bahwa di malam tersebut dia merasakan keindahan dan kesejahteraan yang luar biasa. Pada malam tersebut akan terasa nyaman, tidak begitu panas, dan tidak begitu dingin.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan.”
Ciri berikutnya dari orang yang mendapatkan keberkahan malam Lailatul Qadar adalah tidak berupaya mencari ciri-ciri dari datangnya malam tersebut.
Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah berkata, “Ada beberapa dalil yang membicarakan mengenai tanda-tanda lailatul qadar. Namun itu semua tidaklah nampak kecuali setelah malam tersebut berlalu.” (Fath Al-Bari, 4: 260)
Artinya, untuk bisa merasakan keberkahan malam Lailatul Qadar yang berlu kita lakukan hanyalah fokus untuk beribadah kepada Allah SWt saja, secara ikhlas dan khusyuk.
Allah berfirman,
“Orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69)
Itikaf dilakukan pada 10 hari terakhir bulan dengan membaca Al Qur’an, dzikir, dan selawat untuk mencari rida Allah SWT. (merdeka.com/Imam Buhori)
Ciri yang paling jelas bahwa seseorang telah mendapatkan keberkahan Lailatul Qadar adalah dirinya menjadi semakin khusyuk dan bersemangat.
Dari Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda,
“Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam!, beribadahlah sepenuhnya kepadaKu, niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu (kepada manusia).”
Ciri Berikutnya dari orang yang mendapatkan keberkahan malam Lailatul Qadar adalah dia merasakan ketentraman hati.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (Qs. ar-Ra’du: 28)
Ketentraman hati yang ia rasakan sampai tampak dari wajahnya yang berseri. Allah Ta’ala telah berfirman,
“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhan-nyalah mereka melihat.” (QS. Al-Qiyamah: 22-23)