NGAWI, FaktualNews.co – Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono memberikan apresiasi pada Tim Bedah Sejarah Ngawi barat terkait kajian yang bakal dilakukan untuk kembali menghidupkan situs Keraton Gading di Desa Gendingan, Widodaren, Ngawi.
Hal itu disampaikan Ony saat acara peletakan batu pertama pembangunan Pendopo Keraton Gadhing, Kamis (4/4/2023).
Mas Ony, sapaan akrab Bupati Ony Anwar Harsono, mengatakan jika tim bedah sejarah Ngawi wilayah barat sangat membantu Pemerintah, terkait riset dan kajian sejarah.
“Pemerintah Kabupaten Ngawi terbantu dengan adanya tim bedah sejarah Ngawi di wilayah barat yang bisa sinkronkan dengan Pemerintah Kabupaten Ngawi,” kata Mas Ony.
Dengan dibangunnya kembali situs ini, Mas Ony berharap nantinya bisa memberikan nilai positif dan gambaran untuk generasi penerus,
“Bahwa Kabupaten Ngawi memiliki sejarah di wilayah barat serta dari segi ekonomi kreatif bisa meningkat dan berkembang,” terangnya.
Ony mengatakan jika situs peninggalan Keraton Gadhing, dulunya digunakan sebagai tempat singgah tamu keraton sebelum bertemu Adipati Gendingan.
“Tempat ini, konon dulu sebagai tempat persinggahan tamu-tamu keraton sebelum menghadap Adipati Gendingan,” jelasnya.
Dasa Mustakim, salah satu anggota Tim Bedah Sejarah menceritakan jika di era lampau, Keraton Gadhing digunakan untuk persinggahan para tamu agung Kadipaten Gendingan.
“Yang dari barat itu di Dusun Grenteng dulu baru ke sini (Kraton Gadhing) kemudian kalau dari arah Timur ke Sungai Belibis dan baru ke sini. Setelah sampai di sini, istirahat ditanya apa keperluannya,” katanya.
Dasa mengatakan jika fungsi Kraton Gadhing nyaris sama dengan front office jika di kantor-kantor. Pun, di era lampau pjn sudah ada model penerima tamu sebelum para tamu diantar ke keraton sesuai keperluannya.
“Dulu penerimaan tamu di sini semua, kemudian baru diantar masuk keraton,” katanya.
Dia pun mengatakan jika bakal bekerja pelan-pelan untuk membedah sejarah. Karena perlu banyak riset untuk menguatkan cerita sejarah dari Keraton Gadhing.
“Ini masih tahap deskripsi ya. Nanti bakal ada sarasehan yang melibatkan akademisi, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh lingkungan, cerita tutur, perangkat dan sebagainya,” pungkasnya.