LAMONGAN, FaktualNews.co-Belum genap dua bulan dilantik sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Komjen Rycko Amelza Dahniel dicurhati mantan napi teroris setelah menjalani hukuman dari lembaga kemasyarakatan.
Curhatan eks Napiter itu disampaikan saat kunjungan BNPT beserta Deputinya di Yayasan Lingkaran Perdamaian, Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan. Kamis (18/5/2023).
Sebelum menerima aspirasi dari puluhan eks napiter dari beberapa daerah di YLP. Kepala BNPT RI berharap tetap menjaga sinergitas antara BNPT, TNI, Polri dan Pemda Kabupaten Lamongan agar dapat memberikan manfaat bagi eks napiter.
Mantan napiter secara bergantian menyampaikan aspirasi, permintaan, keinginan, keluh kesah yang menjadi masalah yang dihadapi selama ini. Seperti halnya eks napiter asal Jombang, Agus Satrio Widodo yang meminta proses rehabilitasinya sebagai mantan teroris ditanggung atau kembali awal oleh Pemerintah, seperti proses pemindahan rekan-rekan sesama napiter lain yang saat ini masih menjalani hukuman di Nusakambangan.
“Kami mohon BNPT agar membantu menghubungkan dengan aparat pemerintah di daerah kami. Sehingga kami bisa berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Tolong diperhatikan nasib kami dan teman-teman kami yang sudah kembali ke NKRI setelah kami bebas kami mengalami kelaparan sampai dua tahun, “tutur Napiter asal Jombang, Kamis (18/05/2023).
Hal senada juga disampaikan Joni, eks napiter asal Ngawi yang meminta BNPT RI agar status dirinya diakui dan dilegalkan negara. Apabila nanti terdapat keluarga mantan teroris yang ingin bekerja menjadi pegawai atau abdi negara diperbolehkan.
“Apabila ada yang ingin menjadi pegawai, sampai kapan dan butuh berapa generasi nama-nama kita di blacklist oleh negara,” ungkap Joni.
Berbeda dengan Arvin Wibowo eks napiter asal Blitar yang memiliki usaha bandeng presto, meminta untuk bahan baku dan bantuan modal agar usahanya dapat berkembang. Sedangkan mantan napiter asal Probolinggo, Isnaini Ramdhoni yang menginginkan kebutuhan hidup dan pendidikan keluarganya cukup.
“Kami bekerja sebagai nelayan permintaan dan mohon dibantu salah satunya perbaikan perahu serta ilmu di bidang kelautan demi meningkatkan perekonomian kami,” ujar Isnaini Ramdhoni asal Probolinggo.
Beberapa napiter juga memiliki program Deradikalisasi yang dapat berkolaborasi dengan BNPT, dan meminta BNPT aktif mengunjugi tempat Sutrisno eks napiter asal Mojokerto, yang terdapat 13 orang yang ingin mengikrarkan diri kembali ke NKRI.
“Belasan anggota kami orang-orang yang terpapar dan belum tertangkap dan kami menetralkan agar kembali ke NKRI,” Ujar Sutrisno.
Menanggapi keluhan dan permintaan eks napiter, kepala BNPT RI, Komjen Rycko Amelza Dahniel akan membantu eks napiter yang mau membuka usaha di sekitar alun-alun Probolinggo, sekaligus menyiapkan lapaknya.
Sementara untuk mantan napiter asal Jombang, BNPT akan berkoordinasi dengan Pemkab Jombang agar memperhatikan nasib saudara-saudara eks napiter dan yayasan yang menaungi akan memberikan bantuan serta lowongan pekerjaan.
“Kami akan koordinasi dan pimpinan daerah setempat terkait hal tersebut. Terkait permodalan dan kami akan kolaborasi dengan Densus di wilayah dan tidak ada blacklist apabila berkeinginan menjadi TNI, Polri dan PNS silahkan disiapkan,” jawab Komjen Rycko Amelza Dahniel.
Sementara itu, mantan Kombatan Ali Fauzi yang juga pimpinan YLP (Yayasan Lingkaran Perdamaian) mengaku bahwa Yayasan yang di kelola dengan sepenuh hati tersebut, telah memiliki beberapa mitra yang ada di beberapa tempat, seperti Surabaya, Mojokerto, Blitar dan Probolinggo.
“BNPT adalah mitra yang paling besar dalam bekerjasama mewujudkan cita-cita di Lamongan dan berupaya mewujudkan deradikalisasi di bangsa ini,” ujar Ali Fauzi.
Manzi panggilan akrab Ali Fauzi menambahkan, YLP telah membuat Mahazd Tahfiz semuanya tidak berbayar alias gratis, bagi keluarga mantan napiter dan mantan teroris.
“Tahun ini ini akan membuka Tahfiz Kibar, khususnya anak-anak napiter tidak dipungut biaya dan dana kami ambilkan dari mitra yaitu pengusaha yang ada di Pantura,” tuturnya.
BNPT RI juga berencana akan memberikan pelatihan di bidang usaha dan perdagangan agar membuka lapangan pekerjaan bagi eks napiter yang tergabung di Yayasan Lingkar Perdamaian.