KEDIRI, FaktualNews.co – Sebanyak 51 pelatih dari Cabor (cabang olahraga) di Kabupaten Kediri mengikuti tes psikologi. Kegiatan tes psikologi di Sekretariat GNOTA Kabupaten Kediri di Jl. Letjen Suprapto 42 Kediri, Sabtu (10/6/2023) pagi.
Kegiatan ini dilakukan guna mengetahui persiapan para pelatih dalam rangka menghadapi Porprov Jatim ke VIII di Sidoarjo, Mojokerto dan Jombang.
Ketua KONI Kabupaten Kediri, Dedi Kurniawan mengatakan, tes psikologi kepada para pelatih Cabor diharapkan maksimal dalam membina atlet.
“Tujuan kami ingin mendapatkan sebuah pelatihan yang maksimal yang bisa mendampingi atlet-atlet berprestasi,” kata Dedi Kurniawan.
Dedi menuturkan, tes psikologi ini diikuti puluhan pelatih dari berbagai cabang olahraga (cabor) binaan KONI Kabupaten Kediri.
Melalui tes psikologi ini, para pelatih diharapkan bisa semakin percaya diri dan memberikan pengarahan kepada para atletnya agar kuat dan berani bertarung dalam event Olahraga bergensi di Jawa Timur tersebut.
“Ada 51 pelatih dari 26 cabang olahraga yang kami bina. Tetapi bagi yang tidak datang hari ini, kami sudah berkoodinasi dengan bu Vivi (psikolog-red) akan diberikan tempat sendiri ke rumah untuk tes,” terangnya.
Sementara itu, bagi pelatih yang sudah dipanggil sebanyak dua kali, tetapi tidak memenuhi panggilan tes psikologi, kata Dedy, akan dilakukan pencoretan.
“Kalau pelatih yang tidak lulus tes psikologi, kami berikan kesempatan satu bulan mempersiapkan diri mengikuti tes ulang, ” jelasnya.
Terpisah, Psikolog Vivi Rosdiana mengatakan, bagi pelatih olahraga tes psikologi sangat penting dalam rangka mendukung prestasi yang akan dihasilkan oleh atlet nya.
“Sebagai seorang pelatih ini tidak gampang, maka secara psikisnya harus stabil, selain kompetensi teknik yang dikuasainya. Kolaborasi antara kompetensi olahraga dan psikis ini adalah ikhtiar dalam rangka meraih hasil (prestasi) yang maksimal,” terang Vivi.
Selanjutnya, hasil tes psikologi ini adalah psikogram alias poin dari psikis seseorang apakah berada di rata – rata atas atau bawah. Bagi peserta tes yang hasilnya di rata rata bawah, akan diberikan penanganan lanjutan.
“Follow-up nya, kalau ada perlu dibenahi, itu nanti namanya konseling,” tutup Vivi Rosdiana.