Peristiwa

Fenomena Jual Beli Buku Bekas di Jombang Mulai Tergerus Zaman

JOMBANG, FaktualNews.co – Keberadaan buku bekas di Jombang sampai hari ini masih terus menunjukkan wajahnya. Meskipun, kantong pedagangnya kembang-kempis.

Jalan Buya Hamka, merupakan tempat dimana terdapat deretan toko yang menjual buku bekas.

Buku yang dijual pun beragam, mulai dari majalah, buku pendidikan anak sekolah, buku belajar agama dan beragam buku lainnya. Deretan toko ini memang hanya menjual satu produk saja. Yakni buku bekas.

Salah seorang pedagang buku bekas, Trisno Yuwono (56) mengatakan ia sudah puluhan tahun berjualan buku di tempat tersebut. Mulai dari masa jaya hingga kini hampir tenggelam di makan zaman.

“Dari dulu disini, sudah lupa juga dari tahun berapa. Kehidupan jualan buku, apalagi buku bekas seperti ini memang yah naik turun,” ucapnya, Kamis (22/6/2023).

Ia mengaku, saat dulu, tokonya pernah berada di masa jaya. Penjualan terus menerus ada. Sehingga keuntungan yang didapatkannya pun membuat hatinya bahagia.

“Sekitar tahun 2000-an lah. Yah bisa dibilang massa jayanya jualan buku,” ujarnya.

Namun, untuk saat ini, ia mengaku mulai ketar-ketir dengan masa depan tokonya. Sebenarnya bukan hanya tahun ini, sejak beberapa tahun lalu Trisno juga ketar-ketir.

Bagaimana tidak, selama beberapa tahun terakhir, penjualan terus merosot. Bahkan, orang yang biasanya datang untuk menjual buku bekas di tempatnya pun sekarang juga berkurang.

“Sekarang harga turun semua. Biasanya kalau ada orang yang mau jual buku disini, satu buku itu saya jual Rp 5-6 ribu. Sekarang harganya anjlok, satu buku cuma jadi Rp 2 ribu saja,” ungkapnya.

Bahkan, jika ada orang yang ingin menjual bukunya dengan jumlah 1 kilogram, hanya dihargai Rp 2 ribu per kilogramnya.

“Sekarang harga anjlok semua, jadi mau tidak mau harganya segitu,” ungkapnya.

Selain harga jual yang mulai anjlok, para pembeli yang datang ke tokonya pun mulai jarang. Bukan hanya di tokonya. Melainkan di deretan toko lain yang menjual buku bekas juga sepi pengunjung.

Trisno menyebut, hal itu sekarang sudah biasa terjadi. Jadi pedagang hanya duduk di depan toko, sembari minum kopi dan merokok.

“Kalaupun ada yang beli sekarang yah kadang 1 atau 2 orang setiap hari. Lebih seringnya sepi,” katanya.

Meskipun begitu, ia masih mengingat satu momentum saat tokonya akan didatangi pengunjung. Yakni saat waktu anak sekolah atau mahasiswa ujian.

Disana, biasanya para siswa atau mahasiswa akan mencari buku bekas untuk dijadikan bahan tugas mereka. “Biasanya kalau waktu anak sekolah, itu banyak yang cari buku. Harga jual yah beragam, ada yang Rp 25 ribu paling murah Rp 8 ribuan,” jelasnya.

Melihat fenomena itu, Trisno hanya berharap toko bukunya kembali ramai pengunjung. Meskipun tidak begitu ramai, yang terpenting setiap hari ada pengunjung saja ia sudah bersyukur.

“Setiap hari ada pengunjung saja, meskipun tidak ramai yah bersyukur,” pungkasnya.

Sementara itu, salah seorang pengunjung yang datang ke toko Trisno, Ridho Ilahi (24), menyebut ia memang tidak sering datang ke toko buku bekas. Kedatangannya adalah punya maksud untuk menjual buku bekas yang sudah ia kumpulkan selama ini.

“Yah tidak setiap hari datang kesini (toko buku bekas). Kalau kesini yah untuk jual buku saja,” katanya.