KEDIRI, FaktualNews.co – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana melakukan pertemuan dengan PT PP Urban sebagai pelaksana proyek pembangunan stadion di Desa Bulusari Kecamatan Tarokan, Kamis (20/7/2023).
Dalam pertemuan tersebut membahas progres stadion termasuk detail pembangunan sesuai dengan kriteria dan persyaratan berstandar FIFA.
“Saya berharap betul stadion ini tidak hanya stadion untuk liga satu, tapi nantinya dengan jarak yang tidak jauh dari bandara bisa menjadi stadion untuk pertandingan bertaraf internasional,” kata bupati yang akrab disapa Mas Dhito itu.
Pertemuan itu diikuti pula jajaran dari OPD terkait di Pemkab Kediri. Turut diundang manajemen dari Persedikab dan Persik Kediri untuk dimintai masukan terhadap pembangunan stadion baru di Kabupaten Kediri.
Mas Dhito berharap, pembangunan stadion itu menjadi perhatian bersama. Pihaknya berpesan hal-hal yang terlihat sepele sekalipun harus tetap diperhatikan dalam proses pembangunan stadion Kabupaten Kediri yang baru itu.
“Rumput yang akan digunakan seperti apa, rumput ini terlihat sepele tapi sangat krusial, tolong rumput stadion diperhatikan apakah betul sudah sesuai dengan standar FIFA,” ungkapnya.
Mega proyek pembangunan stadion berstandar FIFA itu pun dilakukan secara bertahap. Untuk tahap pertama pekerjaan dilakukan PT. PP Urban dengan nilai kontrak Rp 149.79 miliar yang bersumber dari APBD 2023.
Selain masalah rumput, Mas Dhito juga menyinggung persoalan penerangan stadion. Mas Dhito pun berharap ketika tahap pertama selesai stadion sudah bisa digunakan untuk kegiatan malam hari.
“Jangan sampai penerangan ini menjadi problem baru,” ungkap Mas Dhito.
Site Engineering Manager PT. PP Urban Ryan Aldi Hutagalung menyebut pencahayaan nantinya berada di empat sisi stadion. Untuk tahap pertama yang dikerjakan PP Urban pemasangan lampu masih sebatas pada tribun barat dan timur.
Adapun jumlah lampu yang dipasang di satu tribun diakui belum bisa memenuhi standar penerangan yang ditentukan. Dia menyebut satu tribun untuk mendapat penerangan 800 lux dibutuhkan sebelas lampu FOP (Field of Play).
“Untuk tahap ini kita pasang di delapan lampu, pada malam hari tetap bisa nyala tapi untuk kelayakan bertanding memang belum bisa dipakai,” terangnya.
Terkait rumput stadion, dalam pemaparan PP Urban menggunakan rumput natural dari jenis Zoysia Japonica. Jenis rumput itu dipilih dengan pertimbangan asli endemik Asia tenggara sehingga tahan udara panas dan relatif tahan kekeringan.
Rumput jenis itu dinilai, memenuhi kriteria rumput FOP sepakbola yg ditetapkan FIFA, seperti tidak mengganggu pergerakan pemain dan karakteristik gerak bola seperti guliran dan pantulan.
Selain itu, rumput jenis ini dinilai tahan terhadap friksi karena mempunyai perakaran yang dalam tapi memberi bantalan yang baik pada saat atlet terjatuh.
Atas masukan dari Mas Dhito, PP Urban pun akan melakukan evaluasi rumput yang akan digunakan untuk memastikan rumput yang digunakan sesuai standar FIFA. PP Urban meminta masukan termasuk dari manajer Persik Kediri maupun Persedikab.
“Kita akan evaluasi terhadap rumput ini,” kata Ryan.
Sebagaimana masukan manajemen dua klub sepakbola di Kediri, PP Urban disarankan untuk terus menjalin komunikasi dengan pihak PSSI termasuk terhadap setiap perubahan yang akan dilakukan.
Dari pertemuan dengan PP Urban tersebut, Mas Dhito memerintahkan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) untuk dapat menangani kekurangan kebutuhan penerangan stadion begitu tahap pertama selesai.