LAMONGAN, FaktualNews.co – Puluhan warga Desa Truni, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, mengalami keracunan usai menyantap nasi berkat. Saat ini Minggu (30/07/2023), sebanyak 34 korban sedang menjalani perawatan di RSNU Babat dan RSM Babat, Lamongan.
Nur Azizah seorang korban yang masih dirawat di RSNU Babat mengaku usai menyantap makanan nasi berkat (bingkisan masakan) berupa nasi lengkap dengan bumbu dan lauknya. Kemudian pada Sabtu (29/7/2023) tepatnya pukul 10.13 WIB, kebanyakan warga yang menghadiri undangan dan memakan nasi berkat merasakan keluhan sakit sama.
“Kepala pusing dan badan terasa panas, perut mual dan muntah-muntah, sering buang air besar,” kata Azizah korban keracunan yang saat ini menjalani perawatan di RSNU Babat. Minggu (30/07/2023)
Tidak hanya Azizah, sejumlah warga yang merasakan keluhan sama. Lebih jelasnya Azizah menuturkan. Saat malam harinya warga yang merasa tidak tahan dengan rasa sakit sebanyak 12 orang, kemudian menyusul 17 orang lagi dibawa untuk penanganan medis.
Sedang dua korban yang dinilai ringan dibawa ke Puskesmas setempat. “Seperti yang dirasakan tetangga lainnya, saya mengalami sakit kemudian dibawa ke rumah sakit hingga saat hari ini.” tuturnya.
Sementara itu, dokter RSNU membenarkan ada pasien yang diduga keracunan yang menjalani perawatan. Semuanya berusia dewasa dan hanya dua yang masih anak-anak dan kini juga sedang dalam perawatan medis. Sedang lima orang diperbolehkan pulang, hanya rawat jalan.
“Sejak tadi malam datang di Rumah Sakit NU Babat ada delapan belas pasien. Tapi yang dirawat empat belas orang. Adapun empat orang diperbolehkan pulang karena kondisi badannya sehat, ” kata dr Zakiyah, dokter jaga RSNU Babat.
Lebih jelasnya dr. Zakiyah menambahkan, semua pasien yang datang merasakan keluhan yang sama. Mukai pusing, mual, muntah dan diare hingga mengalami dehidrasi.
“Hal semacam itu disebabkan karena keracunan. Kemungkinan besar bisa dikarenakan bakteri. Terbukti, hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium, ” terangnya.
Sementara itu, Kapolsek Babat, Kompol Ali Kantha membenarkan adanya kejadian tersebut. Saat ini polisi juga sudah melakukan tindakan pengumpulan data dengan meminta keterangan sejumlah saksi. Baik saksi korban maupun lainnya.
“Soal bukti makanan dan bagian yang mana yang diduga beracun masih dalam penyelidikan, ” katanya.
Diketahui sebelumnya, sebanyak 34 warga yang diduga keracunan tersebut, sebelumnya menghadiri kenduri selapanan (hajatan selamatan 36 hari kelahiran dan pemberian nama anak) tetangga setempat berinisial W dan H pada Jumat (28/07/2023) kemarin.