LAMONGAN, FaktualNews.co-Puncak musim kemarau pada bulan Agustus dan September 2023, fenomena El Nino atau pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal menyebabkan kekeringan dan menambah kasus kebakaran lahan meningkat tiga kali lipat di Kabupaten Lamongan.
Kabid Damkar Kabupaten Lamongan, Siswanto mengatakan, dalam kurun waktu dua bulan tersebut tercatat 100 kali kebakaran. Sebanyak 34 peristiwa kebakaran pada bulan Agustus dan bulan September sebanyak 66 kejadian kebakaran, baik lahan, maupun bangunan seperti rumah dan kandang ternak.
“Faktor dari kebakaran itu penyebabnya kebanyakan dari bakar-bakar sampah, rumput atau ilalang yang ada di lahan kering tanpa ditunggu atau dijaga kobaran apinya,” kata Siswanto Senin (02/10/2023).
Siswanto menambahkan, ilalang, rumput atau ranting cepat kering dapat sangat mudah terbakar jika terkena percikan kecil api yang bisa menyebabkan kebakaran lahan.
“Untuk bangunan disebabkan korsleting listrik dan untuk lahan dari bakaran sampah,” ujar Siswanto.
Untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan, masyarakat untuk tidak membakar sampah sembarangan, seperti puntung rokok yang harus diwajibkan sudah tidak menyala.
“Imbauan kepada masyarakat jangan bakar-bakar sembarangan kalau buang puntung rokok harus rokok sudah mati bener baru dibuang agar tidak kena apa barang yang sudah kering nanti akan terjadi kebakaran ini,” pesan Siswanto.
Siswanto berharap adanya peralatan yang memadai dalam melancarkan kinerja Damkar yang memiliki 60 personil yang terbagi dalam tiga wilayah untuk menanggulangi kebakaran.
“Mobil Damkar baru karena mobil sudah lama yang sejumlah 8 mobil, 5 mobil tembak 5 dan 3 mobil suplay. Selain mobil pemadam baru juga jaket sepatu dan helm tahan panas untuk pemadam,” ujarnya.
Total kerugian akibat kebakaran pada bulan Agustus sebesar Rp1.062.000.0000, sedangkan pada bulan September sebanyak Rp 1.535.500.000.