FaktualNews.co

Antisipasi Fenomena Siswi Sayat Tangannya Tak Meluas, Dispendikbud Situbondo Terbitkan SE 

Pendidikan     Dibaca : 705 kali Penulis:
Antisipasi Fenomena Siswi Sayat Tangannya Tak Meluas, Dispendikbud Situbondo Terbitkan SE 
FaktualNews.co/Fathul Bari.
Kabid Diknas Situbondo, Supiono, saat menunjukan SE.

SITUBONDO, FaktualNews.co-Mengantisipasi fenomena belasan siswi menyayat tangannya sendiri tak menyebar ke sekolah lain. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud)  Situbondo menerbitkan  surat  edaran (SE). SE tersebut langsung dikirim ke sejumlah sekolah, baik sekolah SD maupun SMP di Kabupaten Situbondo.

Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas) di Dispendikbud Situbondo, Supiono mengatakan, fenomena menyayat tangannya sendiri itu, merupakan kejadian yang sangat memprihatinkan. Sebab, kasus tersebut baru pertama kali terjadi di Situbondo. Apalagi pelakunya para siswi.

“Karena khawatir akan menyebar, sehingga kami  membuat surat edaran untuk mengingatkan sekolah bahwa ada kejadian fenomena  ini di Situbondo. Maka tolong sekolah mengecek siswa dan siswinya,” ujarnya, Senin (2/10/2023).

Menurut dia, diterbitkannya surat tersebut agar sekolah segera melakukan pemeriksaan (Sweping) terhadap kondisi para peserta didik. Jika ditemukan kasus yang serupa, maka sekolah wajib melaporkan kepada Dinas Pendidikan.

“Kami minta agar sekolah swiping kepada seluruh anak didiknya. Dicek satu persatu apakah ada siswanya yang melakukan tindakan melukai tangannya sendiri. Jika ada kasus yang sama laporkan kepada kami (Dinas Pendidkan),”katanya.

Supiono mengatakan, pemerintah dan sekolah harus bergerak cepat untuk menghentikan perilaku anak didik tersebut. Sebelum kasus itu menelan korban akibat kesalahan perilaku siswa sendiri.

“Kami khawatir ini berdampak buruk. Apalagi sampai memakan korban. Karena mereka kan tidak sadar apa yang dilakukan berbahaya. Seperti infeksi misalnya,” ungkapnya.

Lebih jauh Supiono berharap, sekolah lebih ketat lagi melakukan pengawasan terhadap para peserta didik. Harapannya kasus tersebut tidak terulang kembali.

“Wali murid kami harapkan mampu mengkontrol perilaku anak di rumah. Kemudian guru memperketat pengawasan terhadap peserta didik selama berada di sekolah,” pungkasnya.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Tim Redaksi FN