MALANG, FaktualNews.co – Sebagai bagian dari implementasi kurikulum merdeka yang digagas pemerintah. Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak (IGTKI) Kabupaten Malang, Jumat (29/9/2023) menggelar workshop bagi guru taman kanak-kanak di seluruh Kabupaten Malang.
Sumihernik, Ketua Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak (IGTKI) Persatuan Guru Republik Indonesia Kabupaten Malang, menyatakan bahwa tujuan dari workshop ini adalah untuk meningkatkan kompetensi guru Taman Kanak-Kanak di Kabupaten Malang.
Workshop ini merupakan bagian dari program kerja IGTKI tahun 2023 yang tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kompetensi, tetapi juga untuk menyesuaikan diri dengan pemberlakuan kurikulum merdeka yang didukung pemerintah.
“Kami menyesuaikan diri dengan pemberlakuan kurikulum merdeka belajar. Ini termasuk perencanaan dan pengembangan tenaga pengajar yang dilakukan para guru sehingga anak-anak dapat merdeka bermain dan belajar,” ungkapnya.
Workshop ini diikuti sebanyak 1.449 peserta dari 33 kecamatan dan berlangsung selama dua hari, yaitu mulai tanggal 29 hingga 30 September. Dalam workshop ini, terdapat dua sesi, dengan 739 peserta dari 19 kecamatan pada hari pertama, dan 710 peserta dari 14 kecamatan pada hari kedua. Workshop ini dipandu oleh pemateri Dr. Irna dari Bekasi, seorang penerbit buku.
Irna mengatakan, tantangan global di masa depan mengharuskan perubahan pola pikir, dari zona nyaman menuju penerapan kurikulum merdeka dalam proses belajar mengajar, yang menyesuaikan dengan regulasi dan perubahan yang terjadi. Hal ini juga berarti bagaimana kemerdekaan belajar dan bermain dapat diwujudkan.
“Terkadang, kemerdekaan ini masih terkendala, kami berusaha melakukan perubahan, tetapi terkadang kembali pada konsep lama. Ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya,” tegasnya.
Dalam upaya memajukan pendidikan, Irna mengatakan, guru taman kanak-kanak di Kabupaten Malang diharapkan untuk terus berinovasi dan berkreasi dalam memajukan pendidikan, dengan melibatkan semua pihak terkait.
Kepala Sekolah TK Dewi Mashitoh Ngajum, Luluk Faridah, berharap adanya kegiatan Workshop ini, guru-guru akan lebih kreatif dalam metode pembelajaran. Misalnya memanfaatkan barang-barang yang ada untuk alat peraga edukasi (APE).
“Idealnya, sekarang kami mempromosikan konsep merdeka belajar dan merdeka mengajar. Sehingga guru-guru tidak terpaku pada buku saja, tetapi harus mendorong anak-anak untuk lebih kreatif. Di desa ini, banyak sumber daya di sekitar lembaga yang bisa dimanfaatkan sebagai APE,” ucapnya.