Minta Hujan dan Tolak Balak, Warga di Situbondo Gelar Ritual Ojhung
SITUBONDO, FaktualNews.co – Ada hal menarik yang dilakukan warga Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, Situbondo. Mereka menggelar ritual lomba Ojhung atau adu cambuk berbahan rotan. Itu dilakukan dengan tujuan minta hujan, Selasa (10/10/2023).
Selain itu, lomba ojhung juga diyakini merupakan salah satu ritual, agar desa Bugeman terhindar dari sejumlah musibah, seperti bencana banjir dan perkelahian antar warga.
Pantauan FaktualNews.co di lapangan, dalam lomba ojhung tersebut, para petarung unjuk kebolehan memainkan senjata rotan untuk mencambuk badan lawan. Bahkan, setiap petarung diberi kesempatan tiga kali untuk mencambuk badan lawan secara bergantian.
Saat bersamaan petarung satunya juga harus pintar menangkis cambukan lawan juga dengan rotan. Siapa cambukannya paling banyak mengenai badan lawan, dialah yang menjadi pemenangnya.
Kepala Desa (Kades) Bugeman, Kecamatan Kendit, Situbondo Udid Yuliasto mengatakan, lomba ojhung menjadi salah satu ritual setiap melaksanakan selamatan desa.
“Selain itu, lokasi pelaksanaan juga sudah ditentukan, yakni di Dusun Belengguen, Desa Bugeman, Kecamatan Kendit,” kata Udid Yuliasto, Selasa (10/10/2023).
Menurut dia, ritual lomba ojhung itu menjadi kewajiban selamatan desa. Itupun sesuai petuah para pembabat desa, pada abad ke 13 silam. Sehingga lomba ojhung menjadi tradisi turun menurun. Bahkan, hingga kini, tradisi lomba ojhung tersebut masih dipertahankan.
“Selain menjadi ritual untuk meminta hujan. Namun, lomba ojhung di Desa Bugeman menjadi kewajiban ritual setiap selamatan desa. Sebab, jika tidak dilaksanakan, desa ini diyakini rawan bencana, seperti perkelahian antar warga dan bencana banjir,”bebernya.
Sementara itu, Bupati Situbondo Karna Suswandi mengatakan, ritual lomba ojhung ini perlu dilestarikan. Oleh karena itu, lomba ojhung perlu dikembangkan agar menarik para wisatawan.
Karena itu, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Kepala Desa (Kades) Bugeman, yang telah melestarikan tradisi ojhung tersebut.
“Tradisi ojhung kalau tidak dilestarikan dipastikan hilang. Makanya, kami berterima kasih kepada Kades Bugeman. Kami juga berharap tradisi ojhung ini dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke Situbondo,” katanya.