LAMONGAN, FaktualNews.co-Gairahkan masyarakat untuk kembali berternak yang dapat meningkatkan populasi hewan ternak hingga berdampak di ketahanan pangan dan membangun kemandirian ekonomi peternak dan petani.
Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) hadir untuk memberikan jaminan keamanan manusia, tepatnya dari dampak kesehatan hewan dari ancaman penyakit hewan, menghindari kemungkinan terjadinya resiko yang dapat mengganggu kesehatan.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lamongan, dr Rahendra Prasetyo Eko Sudarsono. Dikatakan, bahwa Puskeswan Mandiri merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan hewan yang dilakukan dokter hewan yang memiliki surat izin praktek (SIP).
“Kabupaten Lamongan saat ini terdapat tujuh Puskeswan. Tiga di antaranya Puskeswan mandiri, yang merupakan upaya kami untuk mendekatkan pelayanan kesehatan hewan kepada masyarakat,” kata dr Hendra Jumat (15/12/2023).
Lebih jauh dr Hendra menjelaskan, terdapat tiga Puskeswan Mandiri di Lamongan, yaitu di Puskeswan Modo, Puskeswan Sukorame, dan Puskeswan Kedungpring. Setiap Puskeswan Mandiri dilayani satu hingga dua dokter hewan yang merupakan tenaga profesional di bidang kesehatan hewan.
Demikian itu sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan hewan di wilayah hingga paling bawah. Dengan 94.000 ekor sapi yang harus dilayani oleh petugas Disnakeswan Lamongan. Namun, jumlah petugas yang ada masih kurang.
“Oleh karena itu, kami menerapkan sistem Puskeswan Mandiri yang didirikan di wilayah-wilayah sulit dijangkau oleh petugas Disnakeswan,” ujarnya.
Hendra berharap, dengan adanya Puskeswan Mandiri, pelayanan kesehatan hewan di Lamongan dapat lebih cepat dan efisien. Masyarakat juga tidak perlu khawatir jika hewan ternaknya sakit, karena mereka dapat langsung mendapatkan pelayanan dari dokter hewan yang kompeten.
“Puskeswan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan hewan dengan sistem laporan terintegrasi,” pungkasnya.