Kuliner

Jadi Inspirasi Nama, Pemilik Warung di Lamongan Ini Ternyata Pernah Tersambar Petir

LAMONGAN, FaktualNews.co – Bukan karena pedas sambalnya, nama bakso petir yang tersemat di salah satu warung di Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan ternyata karena pengalaman pribadi pemiliknya.

Maesaroh (36) warga Desa Dumpiagung, Kecamatan Kembangbahu menyematkan bakso petir ternyata dari pengalaman pribadi Maesaroh sendiri, yaitu sambaran petir. “Jadi nama bakso petir ini ada kisahnya tersendiri, warung saya pernah kena sambar petir,” kata Maesaroh, Minggu  (24/12/2023).

Maesaroh menceritakan, dulu dirinya pernah membuka warung bakso di kawasan Kecamatan Mantup, tepatnya di depan kantor Kecamatan dari tahun 2015 sampai tahun 2019, dimana pada saat itu hujan deras sedang melanda kawasan tersebut dan masih membuka warung baksonya. “Saat itu sekitar tahun 2019 hujan lebat, saat berjualan bakso di depan kantor Kecamatan ada petir yang menyambar warung saya,” kenang Maesaroh menceritakan.

Akibatnya bagian depan warung baksonya yang berbahan kayu sampai seperti bekas terbakar. Meski tidak terkena sambaran petir, Maesaroh yang ketika berjualan didampingi oleh suaminya itu sempat sawanen atau taruma. “Akibatnya, kami warung yang ada di depan kantor Kecamatan Mantup itu selama hampir 1 bulan.” Ungkap Maesaroh.

Setelah pulih dari sawan atau trauma yang mereka alami usai, Maesaroh dan suaminya kemudian membuka kembali warung baksonya setelah 1 bulan tutup. Hari pertama buka warung baksonya ternyata menjadi ramai dan laris oleh pengunjung dan penikmat bakso.

“Kami menduga ramainya warung ini akibat sambaran petir yang terjadi saat itu dan nama bakso petir pun terus melekat hingga kini saya pindah lokasi di depan balai Desa Dumpiagung, Kecamatan Kembangbahu,” ujar Maesaroh.

Bakso berukuran super besar ditambah dengan bakso iga yang lembut di lidah semakin memanjakan pecinta bakso. “Rasa dan kuah baksonya enak, apalagi jika ditambah dengan bakso iga yang lembut ini, semakin mantap rasanya,” ucap Sujarwo salah seorang pengunjung warung bakso petir.

Sujarwo yang datang jauh jauh dari Kecamatan Turi ini, untuk satu porsi bakso pun harganya tidaklah mahal, hanya Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu saja. “Kalau saya sih biasanya pesannya bakso petir atau bakso tulang iga,” ujarnya.

Tahun 2021 warung bakso petir pindah dari Kecamatan Mantup ke depan balai Desa Dumpiagung, dalam satu harinya Maisaroh menghabiskan 1,8 kuintal hingga 2 kuintal daging. Pengunjung atau penikmat baksonya juga tidak hanya datang dari warga sekitar saja, namun ada juga pengunjung dari luar kota seperti Surabaya, Gresik, Jombang dan Mojokerto.

Meski namanya menyeramkan, namun cita rasa bakso petir ini layak untuk dikunjungi bagi pecinta kuliner, terutama bakso.