LAMONGAN, FaktualNews.co-Memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, masyarakat diimbau dapat lebih mewaspadai kejadian cuaca ekstrem. Curah hujan pada Dasarian bulan Januari sampai Juni 2024 cukup tinggi.
Antisipasi hal tersebut, masyarakat, TNI dan Polri kerja bhakti membersihkan sungai Kali Lamong untuk meminimalisir dampak banjir akibat penyumbatan sumpah pada aliran air bawah jembatan di bantaran sungai.
Komandan Rayon Militer (Danramil) 0812/09 Mantup, Kapten Kav Nurchojim mengatakan, pihaknya dalam kegiatan tersebut mengerahkan seluruh personel Koramil Mantup untuk membantu masyarakat Dusun Balong Desa Sumberdadi.
“Terlihat di bawah jembatan sungai Dusun Balong Desa Sumberdadi Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan. Berdasarkan pantauan, sampah-sampah tersebut menutupi arus aliran sungai dan menumpuk di bawah jembatan,” kata Kapten Nurchojim, Jumat (19/1/2024).
Lebih jauh Nurchojim mengatakan, ada berbagai macam jenis sampah yang dibuang masyarakat, sehingga terbawa arus dan menyumbat di bawah jembatan. Kebanyakan adalah sampah kardus, botol bekas, popok, plastik dan bekas sampah rumah tangga lainnya sehingga berpotensi menyebabkan banjir saat hujan datang.
“Bersama masyarakat kami melakukan Karya Bakti TNI dalam kerja bakti untuk membersihkan semua tumpukan sampah yang hampir menyumbat aliran Sungai di Dusun Balong Desa Sumberdadi Kecamatan Mantup,” ujarnya.
“Sampah yang menumpuk di sungai kalau dibiarkan akan mengakibatkan banjir, bau tidak sedap dan menjadi sarang penyakit. Maka dari itu mari kita sama-sama peduli terhadap kondisi lingkungan dan mencegah terjadinya bencana banjir,” harapnya.
Sementara itu Camat Mantup, Suwanto Sastrodiaharjo menuturkan, kegiatan bersih lingkungan rutin dilakukan anggota Koramil dan Polsek Mantup setiap minggu sekali dilaksanakan kerja bhakti di tiap-tiap desa yang ada di Mantup secara bergantian.
“Beberapa dusun di desa sudah membikin TPS (tempat pembuangan sampah) desa dan beberapa desa sudah membentuk tim pengambilan sampah di rumah-rumah. Bahkan kemarin beberapa desa melaksanakan studi pengelolaan sampah di luar daerah, salah satu desa di Trawas,” tutur Wanto panggilan akrab Camat Mantup.
Lebih jauh Wanto menambahkan, di wilayah selatan terutama Mantup belum terdapat sistem pengelolaan sampah seperti Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) merupakan pola pendekatan pengelolaan persampahan pada skala komunal atau kawasan, dengan melibatkan peran aktif pemerintah dan masyarakat, melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat. Hingga masyarakat bisa mengelola sampah dengan baik.
“Sampah yang ada saat ini bagi desa yang sudah mengakomodir pengambilan sampah hanya memindahkan sampah dari rumah ke TPS saja tanpa pemilahan dan pengelolaan,”jelasnya.
Memang, lanjut Camat Mantup, sebagian besar masyarakat belum sadar dan sebagian wilayah juga belum mengakomodir pengambilan sampah dari rumah tangga. Dan terkait sampah di sungai yang di wilayah Sumberdadi dimungkinkan bukan hanya berasal dari warga desa setempat, tetapi sampah dari wilayah lain.
“Kesadaran masyarakat terkait sampah selalu kita tekankan dengan sosialisasi di lingkup desa,”pungkas Wanto.