FaktualNews.co

Ekosistem Toleransi Berlaku untuk Semua Warga Sekolah

Pendidikan     Dibaca : 2269 kali Penulis:
Ekosistem Toleransi Berlaku untuk Semua Warga Sekolah
FaktualNews/Alfan Imroni/
Suasana pemberian materi dalam acara "Soft Meeting Waka Kurikulum dan Waka Kesiswaan Menuju Sekolah Toleransi" di Fave Hotel, Sidoarjo

SIDOARJO, FaktualNews.co – Mewujudkan Sekolah Toleransi tidak hanya sebatas ucapan dan administrasi belaka, melainkan harus meliputi seluruh ekosistem sekolah. Mulai dari Kepala Sekolah, Siswa, bahkan hingga ke tingkat Tukang Kebun.

Hal ini disampaikan oleh M. Amin Hasan dari UIN Sunan Ampel Surabaya, ketika memberikan materi dalam acara “Soft Meeting Waka Kurikulum dan Waka Kesiswaan Menuju Sekolah Toleransi” di Fave Hotel, Sidoarjo, Kamis (18/01/24).

Hadir dalam acara ini Kepala Bidang Peningkatan Mutu Disdikbud Sidoarjo, Dr Netty Lastiningsih, dan Kabid Kebudayaan Disdikbud Kab. Sidoarjo, Kartini.

Acara ini merupakan rangkaian program “Cinta Budaya Cinta Tanah Air” (CBCTA) yang diselenggarakan oleh Komunitas Seni Budaya BrangWetan, didukung oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Forum Wartawan Sidoarjo (Forwas) Institute.

CBCTA sudah dimulai sejak tahun 2020, dalam dua gelombang, di mana kali ini memasuki gelombang ketiga.

“Dalam gelombang kedua yang lalu, sudah menghasilkan 3 SMPN sebagai Sekolah Toleransi yaitu SMPN 1 Taman, Gedangan, dan Waru. Mereka inilah yang menjadi sekolah percontohan Sekolah Toleransi, ” tutur Henri Nurcahyo, Project Manager CBCTA.

Kali ini, tambah Henri, melibatkan 50 SMP di Sidoarjo yang terdiri dari 43 SMP Negeri dan 7 SMP swasta serta 5 orang pengawas sekolah. 50 sekolah itulah yang nantinya akan deklarasi Sekolah Toleransi yang direncanakan bulan Mei nanti.

“Hal ini menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki Sekolah Toleransi pertama kali dan terbanyak, ” tegas Henri yang juga Ketua Komunitas Seni Budaya BrangWetan.

Selanjutnya Amin Hasan menuturkan, bahwasanya toleransi harus juga ditunjukkan melalui ucapan, sikap, dan perbuatan, bahkan juga melalui simbol-simbol.

“Yang namanya kurikulum itu bukan sebatas apa yang diajarkan di dalam kelas, melainkan apa yang dilakukan dan ditunjukkan oleh sikap guru. Busana guru misalnya,  itu juga termasuk bagian dari kurikulum karena akan dinilai oleh siswa,” ujar Amin.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Mufid