LAMONGAN, FaktualNews.co-Dianggap meresahkan dan membahayakan, puluhan warga Kampung Bandung, Kelurahan Sukomulyo, Kecamatan/Kabupaten Lamongan menggelar aksi menuntut pembongkaran tower Base Transceiver Station (BTS) yang berdiri di pemukiman penduduk.
Dengan membawa banner yang bertuliskan , ‘nyawa manusia tidak bisa dinego, bongkar secepatnya tower BTS, Pak Bupati selamatkan (nyawa) warga dari tower BTS’ tersebut untuk segera dirobohkan atau diturunkan.
“Selama tower itu berdiri tidak pernah ada sosialisasi. Bahkan perpanjangan atau peralihan kepemilikan atau sewa itu nggak ada pemberitahuan ke warga kampung,” kata Rudi Hartono, koordinator aksi demo, Jumat (23/2/2024).
Alasan warga untuk merobohkan tower tersebut lantaran sangat meresahkan. Teror seperti pada hari Senin kemarin sebuah benda jatuh dari tower dan nyaris menimpa warga yang sedang melakukan kerja bakti. Ditambah kondisi tower yang sudah tua dan tidak lagi kokoh karena kaki-kakinya telah disokong dengan kaki yang baru.
“Ketika ada aduan dari warga, pihak pengelola tower hanya bilang, ya pak nanti saya sampaikan ke atasan. Tapi tidak ada tindak lanjut yang dilakukan,” ujar Rudi saat didepan tower BTS puluhan.
Warga sekitar yang merasa resah dan takut, melihat tower sering bergoyang-goyang jika diterpa angin. Selama ini tidak pernah ada sosialisasi dari pihak pengelola tower kepada warga terkait dengan perizinan dan peralihan kepemilikan.
“Seingat kami, warga juga tidak pernah mendapatkan kompensasi atas keberadaan tower tersebut,” tuturnya.
Aksi massa warga kampung tersebut akhirnya ditemukan Lurah Sukomulyo Rudi Utomo. Di hadapan pendemo ia mengatakan, Camat Lamongan telah melakukan upaya mediasi dua kali antara warga setempat dengan pihak pengelola yang menghadirkan dinas dan instansi terkait.
“Pertemuan pertama itu dari pihak pengelola Tower ini tidak hadir. Yang kedua, hanya perwakilan tower hanya petugas lapangan bukan dari manajemennya. Jadi ada titik temu,” ujar Lurah Sukomulyo.
Pemerintah Kelurahan berharap, pihak manajemen pengelola tower dalam waktu dekat dapat bertemu dengan warga sekitar terkait keluhan dan keresahan masyarakat sekitar tower.
“Jadi pada prinsipnya kami sudah berupaya mediasi, namun sampai saat ini belum bisa ada titik temu,” ungkapnya.
Diketahui tower BTS yang berdiri sejak tahun 1993 tersebut, bagi warga kampung Bandung dan sekitarnya hanya memberikan keuntungan bagi perusahaan. Namun sebaliknya warga justru mendapatkan keresahan dan ketakutan saat cuaca buruk.