JEMBER, FaktualNews.co – Kasus dugaan keracunan makanan massal akibat makan takjil gratis di Jember bertambah menjadi 71 orang. Sebelumnya, peristiwa yang terjadi di wilayah Kecamatan Mayang, Minggu (1/4/2024) itu korbannya hanya 50 orang.
Kepala Dinkes (Kadinkes) Jember, dr Hendro Soelistijono, membenarkan jika korban keracunan massal saat ini bertambah menjadi 71 korban, setelah sebelumnya tercatat 50 orang. Para korban juga menunjukkan gejala yang sama, yakni mual, muntah, dan diare.
“Jadi sekitar pukul 21.00 WIB tadi malam, kita mendapat laporan dari Puskesmas Mayang. Terjadi peningkatan kunjungan menderita diare dan muntah-muntah, serta mual. Kemudian dari konfirmasi kita. Hal itu terjadi setelah (para pasien) makan takjil yang dibagikan kepada masyarakat untuk berbuka puasa,” kata dr Hendro saat dikonfirmasi di Kantor Dinkes Jember, Senin (1/4/2024).
“Saat ini jumlah total yang berobat ada 71 korban, yang dirawat inap 25 orang, kemudian sisanya hanya rawat jalan. Alhamdulillah kondisi yang masih dirawat itu berangsur membaik, dengan diagnosanya dehidrasi sedang,” sambungnya.
Untuk penanganan para korban, lanjut dokter Hendro, dilakukan di Puskesmas Mayang.
“Kemudian karena kapasitas pasien banyak, berkoordinasi dengan ambulan desa. Para korban juga dirawat di Puskesmas Pakusari, Ledokombo, dan Klinik Harapan Sehat (Purwoko). Kemudian untuk (korban) yang menjalani rawat jalan, ditangani dokter mandiri yang ada di wilayah setempat,” ucapnya.
Dinkes Jember juga melakukan tindakan, dengan memeriksa sampel makanan takjil ataupun sisanya. Juga bekas muntahan dari para pasien yang mengalami keracunan makanan.
“Kemudian untuk sampel makanan dan muntahan (dari korban), sedang kita kirim ke Labkesda Jember. Untuk melihat apakah ada masalah secara mikrobiologi,” pungkasnya.