LAMONGAN, FaktualNews.co-Menghadapi musim tanam bulan April – September, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali mendatangi Kabupaten Lamongan untuk memastikan program-program pertanian terealisasi dengan baik.
Mentan Amran Sulaiman, mengajak IPB kolaborasi sekaligus memberikan apresiasi varietas padi unggul baru dari IPB University yang bernama varitas Padi IPB 9G. Mentan Amran menyebut Inovasi varietas unggul yang memiliki produktivitas tinggi dan tahan hama penyakit ini menjadi bukti nyata kontribusi IPB University bagi ketahanan pangan nasional.
“Kami apresiasi IPB khususnya Pak Rektor IPB, ini akan kami kembangkan ke depan, ini kami harus hargai hasil penelitian yang luar biasa bagus ini, atas nama pemerintah, saya berterimakasih kepada Pak Rektor IPB dan seluruh Dosen di IPB atas kerja nyatanya dan ini sangat membantu petani dan Republik yang kita cintai ini,” ucap Mentan Amran saat panen raya di Desa Blawirejo, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan. Jumat (19/4/2024).
Selain unggul dari sisi produktivitas dan adaptif, pak menteri menambahkan. Tahan akan hama penyakit, varietas 9G dari IPB University ini juga diklaim dapat menghemat penggunaan pupuk. Mentan Amran berharap varietas ini dapat menambah preferensi petani terhadap varietas unggul yang berumur genjah dan hemat akan penggunaan pupuk.
“Varietas ini bisa menghemat pupuk 20 persen bayangkan kalau 100 persen kita gunakan benih ini, kita bisa hemat pupuk untuk padi itu 10 triliun, dan hari ini ada 50 ton akan langsung kami beli, jika dari IPB University sanggup produksi lebih banyak lagi, 50.000 ton misalnya, kami juga langsung beli,” ungkap Mentan Amran.
Sementara itu Rektor IPB University, Prof Arif Satria, mengatakan varietas unggul baru menjadi salah satu cara bagi pertanian Indonesia untuk menghadapi ancaman perubahan iklim.
“Kami setiap tahun memang selalu melakukan riset, dan selalu menghasilkan varietas unggul, ini baru 9G, yang amfibi, bisa dilahan kering, bisa dilahan sawah, itu kelebihannya, dan produktivitas 9 sampai 11 ton per hektar,” bebernya.
Lebih lanjut ia mengatakan, tantangan perubahan iklim bisa ditanggulangi dengan inovasi dan teknologi. Ia mengaku akan menggandeng seluruh perguruan tinggi di Indonesia untuk bersama – sama memberi kontribusi bagi pembangunan pertanian Indonesia ke depan.
“Kita tidak bisa menyalahkan perubahan iklim, tapi bagaimana kita menyiasati dengan teknologi dan inovasi, untuk itu IPB menggandeng semua perguruan tinggi di Indonesia untuk bersama – sama dengan Kementerian Pertanian, pemerintah daerah mewujudkan tidak hanya swasembada pangan tapi juga Indonesia menjadi eksportir beras di dunia,” terangnya.
Mendapat dukungan secara langsung dari Kementrian Pertanian Bupati Lamongan Yuhronur Effendi mengapresiasi sekaligus menyambut baik program pompanisasi yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas padi di Lamongan.
“Kita terus mendorong komitmen untuk meningkatkan produksi pangan kita di Lamongan, karena kita masih terasa cuaca el nino bagi petani.” kata Bupati Yuhronur.
Lamongan sendiri memiliki luasan tanam 95.460 ha, sedangkan yang irigasi 61 ribu dan sisanya 34 ribu ini tadah hujan.
“Untuk program pompanisasi insya Allah sekitar 16 ribu ha yang kita proyeksikan untuk kegiatan pompanisasi dan lainnya kita akan memakai sumur bor,” ucap Yuhronur.
Sebagai informasi, varietas padi IPB 9G memiliki potensi potensi produktivitas yang lebih tinggi dibanding beberapa varietas unggul padi umumnya dan jauh lebih tinggi dari produktivitas padi gogo lokal yang dibudidaya petani. Keunggulan lain dari varietas IPB 9G, ialah bersifat amfibi, selain baik untuk lahan kering/gogo, varietas ini berproduksi baik pula jika ditanam pada lahan sawah irigasi.
Keberhasilan varietas bibit padi IPB 9G yang dikembangkan IPB University melalui pilot project di Lamongan mematik Mentan Andi untuk mengembangkan klaster pertanian moderen yang dimonitoring secara langsung oleh perguruan tinggi.
Klaster tersebut nantinya dari segi kebutuhan bibit, alat (traktor dan combine), maupun pupuk bersubsidi akan disediakan oleh Kementrian Pertanian secara langsung. Sehingga program tersebut dapat mensejahterakan petani, menarik minat bertani para generasi muda, sekaligus akselerasi kesetaraan pertanian dengan Jepang hingga negara lainnya.