Peristiwa

Diduga Keracunan, Puluhan Ekor Sapi di Nganjuk Mati Mendadak

NGANJUK, FaktualNews.co-Warga Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, dilanda keresahan. Pasalnya, ada kasus puluhan ekor sapi mati mendadak dalam sebulan terakhir.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, setidaknya ada sebanyak 44 ekor sapi di Ngetos yang mati mendadak. Kejadian tak biasa ini mulai terjadi sejak Maret 2024.

Salah satu pemilik sapi yang mati mendadak adalah Sumiran. Ia menyebut sapi-sapinya sehat dan sempat menyaksikan hewan tersebut makan dengan lahap.

Namun tiba-tiba sapi yang tengah hamil milik warga Dusun Watulanang, Desa Suru, Kecamatan Ngetos, tersebut mati secara mendakak.

“Kejadiannya malam 21 Ramadan (31 Maret 2024). Saat jam 13.00 WIB sapi itu masih makan dengan lahap.”

“Kemudian jam 15.30 sapi itu tiba-tiba geblak (jatuh), kejang-kejang, dan langsung mati,” ujar Sumiran, Selasa (23/4/2024).

“Setelah beberapa jam kemudian disusul dengan kematian sapi satunya. Jika dihitung, sudah puluhan sapi sekitar sini yang mati,” imbuhnya.

Kejadian serupa juga terjadi pada tetangga Sumiran, yakni Darti. Jarak kandang milik Sumiran dengan Darti hanya sekitar 50 meter.

Darti menceritakan, kematian sapi miliknya diawali dengan denyut jantung ternaknya yang tiba-tiba berdetak kencang. Kemudian sapi berjalan mundur, hingga akhirnya tergeletak dan mati.

“Kejadiannya jam 14.00 WIB. Tidak berselang lama kemudian ada kabar bahwa hewan ternak milik Pak Sumiran juga mati,” kata Darti.

Camat Ngetos, Nuri Prihandoko, mengaku heran dengan apa yang terjadi di wilayahnya.  Fenomena tak biasa ini ia laporkan ke dinas terkait.

“Ada tiga desa yang melaporkan kasus kematian sapi mendadak, di (Desa) Suru 19 ekor, (Desa) Ngetos 10 ekor, dan (Desa) Blongko 15 ekor.”

“Dari laporan itu kami langsung tindaklanjuti ke Dinas Pertanian (Kabupaten Nganjuk),” tuturnya.

Petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk kemudian mendatangi sejumlah peternak di Kecamatan Ngetos.

Hasilnya, diduga penyebab kematian puluhan sapi di Kecamatan Ngetos ini karena keracunan.

“Dari sampel kandang yang kami datangi, kami investigasi, kami amati, kemudian kami wawancara, kemungkinan dengan kejadian yang sangat cepat, rentang waktu dari yang awalnya kondisi baik-baik saja, sehat, mau makan minum normal.”

“Kemudian ada gejala kejang, terus kemudian inkoordinasi gerak, kemungkinan diagnosanya mengarah ke intoksikasi atau keracunan,” jelas dokter hewan Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk, drh Nurisna Solihatin.

Ia menduga keracunan yang dialami puluhan sapi di Kecamatan Ngetos ini bukan karena obat pertanian yang beredar di pasaran.

“Jadi kemungkinan, kalau misalnya itu dari obat di sawah kayak gitu, pupuk atau yang sebagainya, saya rasa bukan,” paparnya.