Ribuan Warga Israel Demo Tuntut Netanyahu Mundur, Sandera Hamas Bebas
JAKARTA, FaktualNews.co-Ribuan warga Israel kembali turun ke jalan pada Sabtu (27/4/2024) berdemo menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu lengser dan menggelar pemilihan umum dalam waktu dekat.
Selain menuntut Netanyahu lengser, para demonstran juga mendesak pemerintah bergerak lebih cepat demi memulangkan sisa 133 warga yang masih disandera Hamas di Jalur Gaza Palestina sejak 7 Oktober lalu.
“Kami di sini untuk memprotes pemerintah yang terus menyeret kami ke bawah, bulan demi bulan, sebelum dan sesudah 7 Oktober. Kami terus melakukan protes,” kata Yalon Pikman (58), yang menghadiri demo di Tel Aviv, seperti dikutip Reuters.
Survei menunjukkan bahwa sebagian besar warga Israel menyalahkan Netanyahu atas kegagalan pemerintah mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober. Serangan hingga penyanderaan itu memicu agresi brutal Israel ke Jalur Gaza hingga hari ini telah menewaskan lebih dari 34.400 warga Palestina.
“Ibuku sangat kuat. Dia menyatukan kami,” kata Sharone Lifschitz, seorang warga Israel yang ikut berdemo lantaran sang ayah, Oded, masih ditahan Hamas.
Lifschitz menuturkan sang ibu yang berusia 85 tahun, Yocheved, juga sempat disandera Hamas namun telah dibebaskan pada November lalu.
“Namun, seiring berjalannya waktu, beban dari apa yang terjadi saat ini soal ada yang seharusnya bisa kembali, tetapi tidak bisa beban dari (berharap) tersebut semakin membebankan pundaknya. Dan harapannya (soal suaminya) juga semakin menipis,” ucap Lifschitz soal ibunya.
Netanyahu, PM Israel yang paling lama menjabat, telah berulang kali mengesampingkan pemilihan umum lebih awal dengan dalih negara harus bersatu dalam situasi perang saat ini.
Sementara itu, jajak pendapat terbaru menunjukkan Netanyahu memang akan kalah jika pemilu diadakan saat ini.
Alih-alih menghentikan agresi brutalnya yang sudah dikecam dunia, Netanyahu malah berjanji melanjutkan operasi militer Israel di Gaza.
Agresi brutal Israel ke Gaza pun dikhawatirkan semakin meluas menjadi konflik regional setelah kelompok pemberontak di Timur Tengah kompak melawan Tel Aviv dan melancarkan serangan udara ke negara Zionis tersebut.
Baru-baru ini, Israel dan Iran pun sempat terlibat saling serang usai Tel Aviv membunuh petinggi militer Teheran di Suriah.