JEMBER, FaktualNews.co-Disela kegiatannya mendaftar sebagai Calon Kepala Daerah Pilkada serentak 2024 di Kantor DPC PKB Jember, Rabu (24/4/2024).
Bupati Jember Hendy Siswanto, mengungkapkan alasan insentif bagi guru ngaji tahun 2024 belum cair saat lebaran kemarin.
Diketahui, insentif bagi guru ngaji adalah program dari RPJMD yang anggarannya berasal dari APBD Pemkab Jember.
Untuk tahun 2024 ini, insentif bagi guru ngaji itu belum cair. Hendy pun menjelaskan alasannya.
“Untuk (insentif) guru ngaji, bisa dicek mulai tahun 2021-2024 naik terus (jumlah) guru ngajinya. Tahun ini kami prgoramkan. Tahun depan akan kami samakan nilainya. Akan kami naikkan 100 persen, dari 1.500 (Rp 1,5 juta) menjdi Rp 3 juta,” kata Hendy saat dikonfirmasi di Jember, Rabu (24/4/2024).
“Alasannya apa (insentif guru ngaji dinaikkan)? Apa karena kami mencalonkan? Tidak. Memang sudah saatnya. Kenapa tidak dinaikkan kemarin? Uangnya dibuat pembangunan dulu, dibuat pembangunan infrastruktur, yang memang masih membutuhkan uang yang cukup banyak,” sambungnya.
Terkait alasan pembangunan infrastruktur yang disampaikan, Hendy memaparkan rinci soal kebutuhan anggaran yang dimaksud.
“Itu alasannya tidak ada yang lain. Termasuk sekolah-sekolah masih banyak yang rusak dari (laporan yang diterima) ribuan. Kemudian untuk sekolah kami menyelesaikan 800 an yang sudah kami perbaiki. Jalan juga begitu, 1800 km yang sudah kami selesaikan. Ada yang rusak? masih ada. Sekitar 350 km. Itu kenapa tidak diselesaikan semua? Tidak ada uangnya,” kata Hendy.
Selain alasan yang disampaikan, terkait belum cairnya insentif guru ngaji pada tahun 2024 ini. Serta tidak segera menaikkan jumlah insentif yang diterima oleh guru ngaji.
Hendy menjelaskan, ada alasan terkait pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.
“Guru ngaji saat ini kami sedang melakukan verifikasi. Insyallah bulan Mei atau Juni, akan keluar anggrarannya (insentif) untuk guru ngaji. Kenapa seperti itu? Karena ini persyaratan dari BPK. Dimana ini jangan sampai kita menyerahkan honor guru ngaji, diperiksa dan dikembalikan. Inikan menjadi persoalan,” ulasnya.
“Mending kami mundur sedikit. Kenapa tidak lebaran kemarin dibagikan, belum siap dokumennya. Karena dokumen yang disiapkan banyak. Termasuk Sharelock (pembagian lokasi, red) tempat guru ngaji, dan murid yang diajarkan mengaji harus difoto, dan itu harus dikirim. Itu bukan syarat dari pemkab, tapi bagian syarat dari BPK,” sambung Hendy.
Lebih lanjut Hendy menyampaikan, untuk jumlah penerima intensif Guru Ngaji. Saat ini dari data laporan yang diterima olehnya, katanya, bertambah.
“Sekarang bertambah, sekitar 24 ribu. Tapi masih kurang, guru ngaji masih banyak yang belum dapat. Termasuk non muslim, mereka juga dapat, dari Kristen, Katolik, Hindu. Nama guru-guru agama yang ada di Jember semua dapat,” ucapnya.