Kewirausahaan

BTPN Syariah Berdayakan Perempuan Inklusi di Lamongan, Begini Caranya

LAMONGAN, FaktualNews.co-Dalam mengawal pengembangan ekonomi di Indonesia dengan menopang permodalan usaha ultra mikro dari tingkat desa hingga RT, Dusun dan Desa secara inklusi. BTPN Syariah punya model bisnis unik yang berbeda dengan kebanyakan perbankan.

Salah satu segmen bisnisnya adalah menyalurkan pembiayaan tanpa agunan yang melibatkan perempuan atau ibu-ibu sebagai pelaku utama dari keluarga prasejahtera produktif.

Seperti di kelompok perempuan di Dusun Pulo Desa Sumberagung, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan. Dimana ibu-ibu yang kesehariannya bekerja sebagai petani, pedagang, memproduksi barang, dan beternak. Mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pendidikan anak hingga memperbaiki tempat tinggal.

Hal tersebut diungkapkan Priyono, Kepala Pembiayaan Area Lamongan, BTPN Syariah yang mengatakan BTPN Syariah bertekad mewujudkan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih berarti serta melayani masyarakat inklusi melalui kumpulan yang dilakukan setiap dua minggu sekali.

“Kumpulan ibu-ibu di Sentra Sumber Agung, Kecamatan Modo Kabupaten Lamongan ini, masyarakat inklusi tidak hanya diberikan akses keuangan seperti pencairan pembiayaan dan mengangsur, melainkan juga akses pengetahuan yang edukasi,” kata Priyono, Selasa (18/6/2024).

Dengan demikian, lanjut Priyo, masyarakat inklusi juga senantiasa mendapatkan pengetahuan untuk terus tumbuh dan memiliki kehidupan yang lebih berarti.

“Kumpulan menjadi wadah BTPN Syariah dalam memberdayakan dan mendampingi masyarakat inklusi. Sehingga mampu membangun empat perilaku unggul, yakni Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS),” ungkap Priyono yang Kepala Pembiayaan Area Lamongan, Ngawi, Madiun, Tuban dan Bojonegoro.

Dengan kumpulan ini, Priyo menambahkan nasabah tak hanya mampu mengembangkan usahanya, tetapi juga bisa menjadi inspirasi bagi lingkungan sekitar.

Sementara itu, Siti Kuzaimah salah satu Ketua Sentra Sumber Agung warga kelurahan Sumber Agung sudah menjadi nasabah BTPN Syariah sejak 2011memiliki 20 anggota sejak tahun 2011 hingga saat ini.

“Sebagai kelompok ya Ketua Kelompok Sentra Pulo, yang memiliki 20 anggota sejak tahun 2011 hingga saat ini. Pertama cuma lima anggota, seiring dengan berjalannya waktu bertambah hingga saat ini menjadi 20 orang,” kata Siti.

Siti mengaku mengikuti BTPN Syariah karena kemudahan pengajuan dan pencairan, paling lama dua minggu tanpa jaminan. Kalau batas pinjaman, lanjut Siti anggota baru Rp 2 juta sampai Rp 4 juta. Kalau anggota lama smpai Rp 10 juta.

“Untuk kebutuhan pertanian kalau mau tanam tembakau di sini ada yang pinjam untuk beli pupuk, kalau padi untuk beli bibit,” ujar Siti.

Jadi BTPN Syariah lanjut Siti menambahkan, sangat cukup membantu untuk mempermudahkan pembiayaan pertanian, dagang karena langsung ke rumah kelompok.

“Saya mendapatkan manfaat dengan adanya kumpulan, tidak hanya bisa memahami bagaimana mengelola keuangan sehingga dapat mengangsur tepat waktu, namun saya juga mendapatkan pengetahuan melalui pendampingan,” tutur Siti.

Senada, Corporate & Marketing Communication Head Ainul Yaqin mengatakan, BTPN Syariah merupakan satu-satunya bank syariah yang fokus memberdayakan masyarakat inklusi.

Di sini, BTPN Syariah memberikan empat akses sekaligus kepada nasabah. Pertama, akses keuangan dengan menyediakan layanan perbankan yang tepat dan adaptif.

Kedua, akses pengetahuan dengan memberikan program pemberdayaan yang semakin inovatif. Ketiga, akses persediaan barang dan jasa. Keempat, akses pasar agar ibu-ibu nasabah dapat memasarkan produknya lebih luas.

“Untuk mendapatkan empat akses tersebut, ibu-ibu harus mengikuti kumpulan dua minggu sekali,” jelas Ainul.

Sekedar informasi, hingga kuartal I 2024, BTPN Syariah telah menyalurkan pembiayaan sekitar Rp 101 miliar kepada lebih dari 25 ribu nasabah di Kabupaten Lamongan yang tersebar di 2.000 sentra.