BONDOWOSO, FaktualNews.co-PT Petrokimia Gresik bekerjasama dengan PT Sinergi Gula Nusantara secara resmi meluncurkan program Makmur di Desa Mangli Wetan, Kecamatan Tapen, Kabupaten Bondowoso, Kamis (4/7/2024).
Ketua Asosiasi Petani Tebu Republik Indonesia (APTRI) Bondowoso, Rolis mengatakan, program Makmur sudah mengcover sekitar 6500 hektar lahan.
“Jadi bukan hanya di Mangli Wetan, tapi sudah rata di seluruh Kabupaten Bondowoso. Bahkan hampir semua Kecamatan sudah tercover dengan program ini,” ungkap Rolis.
Ia menambahkan, selain merupakan program pertama di Indonesia, program Makmur juga sudah beroperasi selama tiga tahun.
“Lalu manfaat yang bisa diterima, bagi kami petani ini yang pertama ada kepastian. Karena program makmur ini kerjasama antara beberapa BUMN. Seperti SGN, Petrokimia dan perbankan,” jelasnya.
Dengan menggaet mitra tersebut, petani bisa mendapatkan dana dari perbankan, untuk di transfer ke Petrokimia.
“Setelah itu, petani terima pupuknya, sehingga petani dapat jaminan pupuk yang asli dan bagus dalam waktu yang cepat. Untuk prosesnya hanya butuh 2-3 hari,” urainya.
Rolis berpendapat bahwa pupuk merupakan salah satu faktor didalam budidaya tebu. Sehingga kalau pupuk sudah telat, maka kiamat bagi petani, karena produktivitas akan menurun.
“Produktivitas kalau pupuknya asli, tepat waktu dan tepat jumlah, saya jamin jos dan bagus. Sedangkan kalau terlambat, stagnasi namanya,” tukasnya.
Rolis menegaskan, hal yang penting adalah penyediaan pupuk tepat waktunya, harganya kompetitif, lalu jumlahnya sesuai.
“Harganya sama dengan kompetitor, mungkin selisih hanya 1000-2000 saja,” ucap Rolis.
Sedangkan Direktur Keuangan dan Umum PT Petrokimia Gresik, Robby Setiabudi Madjid menyampaikan, program Makmur bukan hanya dilaksanakan di Jawa Timur dan komoditasnya tidak hanya tebu.
“Program ini memang yang mengadopsi pertama di Bondowoso dan tebu. Salah satu alasannya karena kami mau menanggulangi permasalahan-permasalahannya, seperti modal dan input pertanian yang berkualitas tinggi,” kata Robby.
Robby berpendapat, khusus untuk tebu memang parameternya bukan hanya berat dan kuintalan dari hasil batangan, tapi sebenarnya juga pada rendemennya.
“Jadi kalau ditanya hasilnya makmur seperti apa, setelah kami berdiskusi dengan mitra tadi kebetulan pabrik gula Prajekan ternyata rangking 1 terkait rendemen seluruh SGN,” sergahnya.
Melalui sistem bagi hasil dengan petani, SGN dan kinerjanya baik, Robby yakin petani akan tambah makmur.
“Selain itu, kami berterimakasih pada semua ekosistem yang berada di program makmur ini kami karena mensukseskan juga ketahanan pangan nasional,” pungkasnya.
Dari pantauan di lapangan, acara tersebut juga diisi dengan gelar teknologi yang diikuti puluhan petani tebu se-Kabupaten Bondowoso.
Salah satu yang dipamerkan dan disebut akan dilaunching adalah program Petro Spring (Smart Precision Farming) dengan memanfaatkan teknologi Drone. (Zainal)