Politik

Ketua DPC PKB Bondowoso Sebut Bacawabup yang Mendampingi Ra Hamid Berdasarkan Kesepakatan Ulama

BONDOWOSO, FaktualNews.co – Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bondowoso, Ahmad Dhafir menegaskan, Bakal Calon Wakil Bupati (Bacawabup) yang dipilih untuk mendampingi KH Abdul Hamid Wahid atau Ra Hamid di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, akan mengambil nama berdasarkan hasil dari kesepakatan para Ulama.

Ahmad Dhafir juga mengatakan, jargon PKB adalah dari ulama untuk bangsa. Maka di Pilkada Bondowoso 2024 ini, PKB tetap konsisten mengusung calon bupati berdasarkan hasil kesepakatan para ulama. Terutama para ulama yang menjadi panutan masyarakat Bondowoso.

“Saya selaku Ketua DPC PKB menghormati apa yang diputuskan oleh DPC PPP Bondowoso. Tapi PKB dalam Pilkada 2024 Bondowoso tetap konsisten mengusung format kesepakatan para masyaikh, terutama masyaikh yang menjadi panutan masyarakat Bondowoso. Kenapa PKB harus menggunakan kesepakatan para ulama?, karena jargon PKB itu adalah dari ulama untuk bangsa,” ungkap Ahmad Dhafir, Jum’at (12/07/2024).

Alumnus Pondok Pesantren Sidogiri itu mengingatkan, supaya masyarakat tidak mempersoalkan ketika para ulama cawe cawe dalam politik Pilkada.

Menuruturnya, ulama juga punya kontribusi dan memiliki hak menata kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Selain itu, Indonesia ini merdeka tidak terlepas dari perjuangan para ulama,” tegasnya.

Dhafir berpendapat, peran perjuangan para ulama sangat besar untuk Indonesia merdeka.

“Di saat Indonesia sudah merdeka, maka juga tidak salah para ulama ikut terlibat menata kehidupan berbangsa dan bernegara untuk menjaga negeri ini yang sudah merdeka, sekaligus untuk mengisi kemerdekaan. Maka itulah, yang menjadi pertimbangan PKB, mengapa harus mengusung calon pemimpin dengan kesepakatan para ulama. Bukan direstui, kalau direstui siapapun yang sowan kepada para ulama pasti direstui, tetapi yang dimaksud kami yang disepakati KH Achmad Azaim Ibrahimy, disepakati oleh KH Moh. Zuhri Zaini, dan disepakati oleh KH Kholil As’ad Syamsul Arifin. Nama yang disepakati oleh beliau-beliau, kami akan terima, tanpa bertanya lagi itu siapa,” ujarnya.

Selain itu, PKB juga akan berkoalisi bersama-sama para partai politik yang mempunyai niat yang sama untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat.

Menurutnya, partai dipilih oleh rakyat, kemudian partai memiliki kursi di DPR dan tentu keyakinan rakyat bagaimana bisa dilayani.

Dia meyakini, pandangan itu lah yang memiliki kepentingan, landangan dan niat yang sama untuk melayani rakyat.

“Sekalipun PPP sudah menentukan nama, maka dikonsultasikan dengan para ulama dan disepakati oleh para ulama panutan masyarakat Bondowoso, kami tidak akan bertanya siapapun yang diusulkan PPP, jika sudah hasi melalui kesepakatan para ulama,” katanya.

Diketahui, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Bondowoso, resmi menyodorkan nama KH. Muhammad Hasan Abdul Muiz sebagai pendamping KH Abdul Hamid Wahid atau sebagai Bacawabup untuk mengikuti kontestasi Pilkada 2024.

Hal itu sebagai respon atas pernyataan Ahmad Dhafir yang memberi slod wakil Ra hamid yang diserahkan ke PPP.

Ahmadi, Kominfo DPC PPP membenarkan jika KH. Mohammad Hasan Abdul Muiz merupakan nama yang disodorkan PPP untuk mendampingi Ra Hamid.

“KH. Mohammad Hasan memang kader terbaik PPP untuk mendampingi Ra Hamid. Kita sudah menganalisa bahwa sosok yang pas mendampingi Ra Hamid adalah KH Hasan,” tukasnya.

Dia menilai, berpasangan dengan PKB yang meraup 16 kursi, bakal jadi koalisi ideal untuk menyatukan kultur NU dalam kontestasi politik daerah.

“Sama-sama partainya kiai, sama-sama partainya ulama, ini agar bersama-sama. Ya kita terima itu, kita laksanakan. Dan selaras dengan apa yang ditawarkan oleh ketua PKB,” jawabnya.

Ahmadi menegaskan jika pengajuan sosok Kiai Hasan sudah final, walaupun semua keputusan mutlak ada di DPP PPP.