FaktualNews.co

TERANCAM GAGAL PANEN

Kesulitan Ambil Air Irigasi, HIPPA Deket Lamongan Luruk Penggarap JLU 

Peristiwa     Dibaca : 577 kali Penulis:
Kesulitan Ambil Air Irigasi, HIPPA Deket Lamongan Luruk Penggarap JLU 
FaktualNews.co/Faisol
Saat HIPPA Deket, protes ke pekerja proyek JLU Lamongan.

LAMONGAN, FaktualNews.co-Akibat pengerjaan proyek Jalan Lingkar Utara (JLU),  puluhan Himpunan Petani Pemakai Air (Hippa) Desa Deket Kulon dan Desa Deket Wetan berunjuk rasa Ki kantor Kecamatan Deket, Jumat (19/7/2024).

Mereka menganggap jembatan yang dibangun dengan material kontainer baja tersebut menghambat aliran air sehingga berdampak suplai berkurang.

Sekitar 40 orang perwakilan Hippa di Kecamatan Deket mengeluhkan suplai air untuk kebutuhan pertanian yang berkurang akibat dampak pembangunan tersebut.

Pasalnya aliran air untuk kebutuhan pertanian terhambat sebab jembatan sementara yang dibangun berada di atas Kali Deket. Para petani khawatir bila kondisi berlanjut, tanaman padi yang sudah berusia 65 sampai 70 hari tersebut mengalami gagal panen akibat kekurangan air, mengingat saat ini petani juga tengah dihadapkan dengan musim kemarau.

“Suplai air pertanian berkurang karena terhambat jembatan sementara proyek JLU, jadi ada ratusan hektar lahan pertanian di beberapa desa yang terdampak masalah air ini,” kata Kades Deket Wetan, Kusbianto, Jumat (19/7/2024).

Aksi yang diikuti elemen Kades dan HIPPA dari Deket kulon, Deket Wetan, Rejosari dan Pandanpancur yang menuntut agar pelaksana proyek JLU mencari solusi atas masalah yang dihadapi petani. Yang mana pada waktu panen  wilayah selatan sekitar 1 bulan lagi.

“Ada seluas 30 hektar lebih lahan yang sudah mengalami gagal panen,” ujar Kusbianto.

Mereka meminta komitmen dari JLU terkait pengairan air tidak akan menganggu proses pengairan seperti daerah yang membutuhkan irigasi Deket wetan, Deket kulon, Pandanpancur, Rejosari, Tambakrigadung, Kecamatan Tikung dan kelurahan Jetis dan kelurahan Sidokumpul Kecamatan Lamongan.

Yang mana untuk satu unit menghabiskan 40 liter perhari yang ready ada 5 unit blower/pompa air jadi total 200 liter perhari, serta pendalaman kolam air di sebelah kontainer pengambilan air.

“Sebenarnya persoalan ini sudah teratasi dengan pemasangan pompa air di jembatan sementara dan pemberian BBM solar ke para petani. Namun tidak berjalan berkelanjutan karena kurang komunikasi,” ujar Kusbianto, yang Ketua AKD Kecamatan Deket tersebut.

Seperti di wilayah Deket kulon, lanjut Kusbianto, perkiraan panen masih 25 hari lagi dengan luas sawah 50 hektar sawah. Sedangkan wilayah Desa Pandanpancur, seluas 115 hektar gagal panen di dusun Sudimoro dan untuk wilayah Pondok sekitar 30 hektar dan 20 hari lagi akan panen, untuk Desa Rejosari 15 hari lagi akan panen.

“Dengan pertemuan koordinasi ini semua sudah jelas, pihak JLU bersedia membantu dan bulan depan saya optimis hasil penan di wilayah Deket melimpah,” ungkapnya.

Sementara itu, pihak penyedia jasa proyek JLU PT Jaya Kontruksi, Roy Herman dihadapan masyarakat mengungkapkan bahwa pihaknya terus berupaya mencari solusi agar persoalan ini bisa teratasi.

“Kami akan membantu dan kami akan koordinasi dengan instansi terkait irigasi, mudah mudahan mulai hari ini tidak terdapat permasalah lagi terkait pengairan petani diwilayah Deket,” ungkap Roy Herman.

Roy menjamin bahwa jalannya pembangunan proyek JLU tidak berdampak pada keberlangsungan pertanian wilayah sekitar. Salah satunya dengan memasang pompa yang dipasang untuk mengalirkan bukan untuk memperbesar debit air, yang diselaraskan dengan pihak Dinas Sumber Daya Air akan mencari solusi agar bisa memenuhi permintaan petani.

“Sekali lagi kami secara teknis, tetap harus koordinasi karena ini wilayah kerja SDA. Tentu nanti disesuaikan, untuk hari ini sampai waktu panen 20 sampai 25 hari kedepan bisa lancar dan tidak ada gangguan saat panen nanti,” tegasnya.

Menanggapi permasalahan tersebut, Camat Deket, Arief Bachtiar mengatakan saat ini debit air kuro turun sekitar 20 fiskal dan sudah ditutup karena berdekatan dengan air laut dan bercampur dengan air asin. Sementara irigasi ini sangat diperlukan untuk petani di wilayah kecamatan Deket.

“Komitmen terkait irigasi kebutuhan pertanian dengan biaya BBM 3 hari Selasa, Rabu dan Kamis yang menghabiskan 200 liter perhari akan dibuatkan laporan dan akan diajukan ke pihak JLU,” Arief Bachtiar.

Lebih lanjut Arief berharap pihak JLU berkomitmen untuk petani Deket akan tetap bisa panen dengan menyediakan BBM untuk pompa air mulai hari ini.

“Pihak JLU akan berkoordinasi dengan PU SDA terkait Debit air bagi petani dan pendalaman kolam divisi Utara kontainer, dihitung sesuai dengan debit air,”pungkasnya.

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin