JEMBER, FaktualNews.co-Acara puncak Jember Fashion Carnaval (JFC) 2024, ditutup dengan event Grand Carnival, Minggu (4/8/2024) siang.
Bupati Jember, Hendy Siswanto dan istrinya Ketua TP PKK Kasih Fajarini ikut tampil menggunakan kostum ala JFC di barisan Defile Jember.
Bupati Hendy dan istrinya tidak sendiri, bersama sejumlah perwakilan jajaran Forkopimda. Di antaranya Kapolres Jember AKBP Bayu Pratama Gubunagi, juga didampingi istri. Tampak juga ada di barisan JFC tersebut.
Dalam gelaran tahunan World Class Street Fashion Carnaval oleh JFC 2024 ini. Diketahui memasuki tahun ke-22. Dengan mengangkat tema besar ‘Algorithm – Beyond Binary of Our Story’ dan menampilkan 10 Defile terbaik.
Yakni Defile Wayang, Chess, Versailles, Media, Betta Fish, Climate Change, Zodiac, Fairy, Jember, dan Rio.
“Kita bisa menyaksikan secara langsung JFC kebanggan kita semua. Even JFC berlangsung selama 3 hari mulai dari tanggal 2-4 Agustus. Hari ini kita menyaksikan Grand Carnival JFC 2024,” kata Hendy dalam pidato sambutannya di acara JFC.
Dikatakan Hendy, terkait busana yang ditampilkan 500 lebih talent itu. Semuanya adalah busana dari bahan recycle (daur ulang).
“Juga tahun ini, JFC melakukan suatu pembaruan kepada semua peserta diwajibkan menggunakan kostum 30 persen dari bahan-bahan daur ulang. Tentunya selain ramah lingkungan, hal ini untuk mengajarkan kepada semua talent belajar menimalisir penggunaan sampah seminim mungkin,” sambungnya.
Hendy menambahkan, even yang digelar setiap tahun tersebut memiliki multi player effect. Terlebih dengan mendukung serta meningkatkan omset para pelaku UMKM di Jember.
“Sehingga perputaran perekonomian yang ada di Kabupaten Jember berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Perlu diketahui, Jember terkenal sebagai kota karnaval, menawarkan lebih dari sekadar pesta warna-warni setiap tahunnya. Dampak positif yang terkandung bagi perkembangan budaya dan pariwisata adalah pemajuan kekayaan budaya lokal serta peningkatan jumlah kunjungan wisatawan.
Melalui karnaval, Jember mempromosikan keanekaragaman budaya daerahnya, memperkenalkan warisan seni tradisional seperti tari, busana, dan musik kepada dunia.
“Selain itu, karnaval ini menjadi magnet bagi wisatawan domestik maupun mancanegara, meningkatkan perekonomian lokal, menciptakan lapangan kerja, dan memajukan infrastruktur pariwisata,” bebernya.
“Dengan demikian, karnaval di Jember tidak hanya merayakan kebudayaan lokal, tetapi juga menjadi motor penggerak bagi pembangunan ekonomi dan keberlanjutan pariwisata di kota Jember,” sambungnya.