LAMONGAN, FaktualNews.co-Sebanyak lima pelajar berasal dari sejumlah sekolah di Kota Hiroshima Jepang belajar di Madrasah Aliyah Negeri 1 Lamongan. Mereka belajar berbagai hal, termasuk budaya dan bahasa yang ada di Indonesia.
Didampingi gurunya, Yuha Takahashi. Lima pelajar sekolah menengah atas dari Jepang tersebut akan belajar selama 7 hari ke depannya.
Hak tersebut disambut apresiasi Kepala Sekolah MAN 1 Lamongan, Nur Endah Mahmudah. Dikatakan, pelajar asal Jepang nantinya akan diberikan materi pembelajaran tentang kebudayaan, agama dan bahasa Negara Indonesia. Sebaliknya pelajar dari Lamongan juga akan diajarkan kebudayaan dari Jepang.
“Kegiatan ini merupakan program pertukaran pelajar yang sudah berjalan selama dua tahun, Desember mendatang ada siswa kami yang ke Jepang dan semua itu bebas biaya,” ujar Nur Endah Mahmudah, Senin (12/8/2024).
Bagi Endah Mahmudah pertukaran pelajar dari Lamongan ke Jepang tersebut sangat bermanfaat bagi para siswa. Sebab dengan pertukaran tersebut para siswa MAN 1 Lamongan bisa terpacu ingin menguasai bahasa yang digunakan pelajar dari Jepang.
Lebih jauh, Nur Endah menambahkan, dampak dari program pertukaran pelajar tersebut begitu luar biasa. Selain bisa mempelajari budaya negara lain, anak didiknya juga menjadi lebih berani berkomunikasi dengan menggunakan bahasa asing.
“Dampaknya luar biasa kepada anak-anak, pertama keberanian untuk menggunakan bahasa asingnya. Jadi dalam berbahasa asing itu kuncinya adalah keberanian. Karena biasanya malu untuk mengucapkan, takut salah. Nah dengan adanya pertukaran pelajar ini. Anak-anak sudah nggak merasa malu, karena punya keinginan bagaimana berbicara dengan pelajar asing,” jelasnya.
Seperti slogan Kementerian Agama yakni Maju, Bermutu dan Mendunia tidak hanya sekedar jargon.
“Harapan kami, anak-anak ke depan itu memang mampu bersaing di dunia internasional,“harapnya.
Setelah menerima kunjungan pelajar asal Jepang. Selanjutnya giliran pelajar dari MAN 1 Lamongan yang akan mencicipi proses pembelajaran serta budaya di Negeri Sakura.
“Tahun kemarin sudah ada siswa kami yang ke Jepang. Insya Allah bulan Desember akan ada lagi siswa kami yang akan dikirim ke Jepang,” pungkasnya.
Sementara itu, kelima pelajar yang berasal dari berbagai sekolah di Jepang tersebut di antaranya Minato Yokoi (14) dari Shisei Junior High School, Nanako Fujimoto (15) dari Yasuda Girls’ Senior High School, kemudian Miharu Suetsugu (15) dari Kannabenishi Junior High School, Yuzu Kotani (16) dari Kumano High School, dan Rena Ebara (17) dari Hatsukaichi High School.
Sedangkan guru pendamping Japan Abroad Network Link Ltd asal Jepang Yuha Takahashi mengaku tersanjung dengan kebudayaan dan perilaku serta sikap masyarakat Lamongan yang ramah tamah.
Selama di Lamongan ia akan memiliki banyak hal yang bisa digali baik budaya hingga keramahannya.
“Kami datang dan merasa dihargai. Kami mengapresiasi sambutan dari guru dan para murid. Hari ini ada kejutan yang luar biasa dan sambutan kepada kami, saya terharu dan terkejut dengan sambutan mereka,” kata Yuha.
Yuha juga menilai bahwa proses pembelajaran di Indonesia cukup bagus. Dia yakin anak didiknya akan mendapat banyak hal yang akan dibagikan kepada pelajar lain di Jepang.
“Sekolah atau sistem pendidikan di sini teratur. Siswa terbuka, sistemnya berjalan dengan bagus,” tuturnya.
Sebagai Vancouver, Yuha mengaku bahwa selama berada di MAN 1 Lamongan ia diperlakukan baik dan banyak pelajaran yang bisa diambil. Sehingga memberi kesan tersendiri bagi pelajar Jepang. sebelum para pelajar akan bertolak ke negara asalnya, lima pelajar dan satu guru mentor tersebut berencana akan mengikuti upacara kemerdekaan Republik Indonesia di Lamongan.
“Kami selama seminggu di Lamongan kami akan belajar banyak di sini dan siswa kami akan berbagi dengan siswa Indonesia. Dan kami akan sedih jika nanti meninggalkan Lamongan,” ungkapnya.
Terlepas dari proses pembelajaran di MAN Lamongan, Yuha juga menyebut bahwa lingkungan di Lamongan begitu menyenangkan. Masyarakatnya juga ramah.
Bahkan dirinya juga mengaku telah mencicipi salah satu makanan khas, yang juga menjadi ikon Kabupaten Lamongan, yakni Soto Lamongan.
“Semuanya menyenangkan, orangnya makanannya. Soto Lamongan saya sudah coba, rasanya enak. Satu hal yang membuat saya kurang nyaman adalah cuacanya yang panas,” pungkasnya.