Operasi Amfibi Menjadi Puncak Latgabma SGS 2024 di Situbondo
SITUBONDO, FaktualNews.co – Pendaratan pasukan gabungan multinasional di pantai Banongan menandai dimulainya Serbuan Operasi Amfibi ke daerah sasaran musuh. Latihan ini rangkaian latihan puncak Super Garuda merupakan salah satu Shield 2024 yang digelar mulai tanggal 26 Agustus 2024 hingga 6 September 2024, Kamis (5/9/2024).
Komandan Kodiklat TNI Laksamana Madya Maman Firmansyah beserta seluruh delegasi observer dari berbagai negara meninjau langsung jalannya Serbuan Operasi Amfibi dari Menara tinjau yang berlokasi di pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur.
Operasi amfibi adalah operasi militer yang dilakukan oleh pasukan yang dapat bergerak di atas air dan di darat. Tujuan utama dari operasi amfibi adalah untuk menyerang atau mengambil alih daerah yang terletak d di dekat pantai atau pulau. Operasi ini melibatkan koordinasi yang ketat antara pasukan laut, pasukan udara, dan pasukan darat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dalam latihan puncak Operasi Amfibi pada Super Garuda Shield tahun 2024 ini melibatkan empat egara pelaku latihan yakn i Indonesia yang menerjunkan pasukan Marinir TNI AL, pasukan Marinir AS (USMC), Pasukan Amphibious Rapid Deployment Brigade (ARDB) Jepang serta pasukan militer Singapura (SAF).
Adapun Alutsista yang terlibat dalam Operasi Amfibi ini terdiri dari KRI 5. Makasar-590, KRI FKO-368, Heli Panther dan Tank Amfibi milik TNI AL, pesawat tempur T50 milik TNI AU, USS Green Bay milik AS dan RSS Resolution milik Singapura serta puluhan perahu karet yang digunakan oleh pasukan pendarat.
Dalam skenario latihan, disimulasikan sebelum pasukan pendarat gabungan multinasional menyerbu pulau yang dikuasai musuh, dilaksanakan infiltrasi atas permukaan yang dilakukan oleh penerjun pasukan Intai Amfibi TNI AL, US Recon dan tentara ARDB Jepang yang dilaksanakan secara senyap dari berbagai arah dan dengan berbagai jenis kekuatan untuk mencapai efek maksimal terhadap target musuh.
Setelah mendapatkan dislokasi serta kekuatan musuh, tim pengintai memberi isyarat kepada Pusat Kendali Operasi untuk mengerahkan pesawat tempur 50 T AU untuk melumpuhkan senjata Artileri lawan kemudian dilanjutkan penyerbuan pantai oleh pasukan pendarat.