FaktualNews.co

MTT PP Muhammadiyah dan PWM Jatim Koordinasi Pengembangan PonpesMu Nganjuk

Pesantren     Dibaca : 315 kali Penulis:
MTT PP Muhammadiyah dan PWM Jatim Koordinasi Pengembangan PonpesMu Nganjuk
FaktualNews.co/istimewa
Peserta rapat koordinasi di Ponpes Muhammadiyah Sepang, Nganjuk.

NGANJUK, FaktualNews.co-Pesantren Muhammadiyah Sepang, Nganjuk baru saja menyelesaikan satu masalah dan kini menghadapi tantangan baru dalam hal pengembangan.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Nganjuk, Juwari dalam rapat koordinasi yang dilaksanakan Sabtu (7/9/2024) di Ponpes Muhammadiyah Sepang. Rapat tersebut dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk dari Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) PWM Jatim.

Pengarahan Anggota MTT PP Muhammadiyah

Anggota MTT PP Muhammadiyah sekaligus dosen PUTM Yogyakarta, Ghoffar Ismail SAg MA memberikan arahannya.

Ghoffar menyampaikan bahwa Ponpes Sepang perlu ada pengembangan.

“MTT PP Muhammadiyah mendukung wakil dari Yogyakarta, Joko Wiyono untuk mewakafkan tanah di Dusun Morobahu Desa Kerep Kidul Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk yang seluas 7 ribu meter persegi. Selain itu kita juga mendukung pembebasan lahan sekitarnya untuk pengembangan Pesantren Internasional Ulama Tarjih Muhammadiyah,” ujarnya.

Dia menerangkan bahwa kader Muhammadiyah harus berani bermimpi dan memiliki nyali. Butuh waktu sewindu untuk melihat dampak dari impian yang dibuat tersebut.

“MBS sudah terlalu banyak, yang belum ada itu Pesantren Ulama Tarjih tingkat SMP dan SMA,” lanjutnya.

Benefit dari Pesantren Ulama Tarjih tingkat SMP dan SMA tersebut adalah tersedianya S1 yang berfokus pada ketarjihan, dengan biaya gratis dan akomodasi di banyak perguruan tinggi (PT) Muhammadiyah.

“Dengan begitu, lulusan dari pesantren ilmunya tidak mulai dari awal kuliah,” ujar Ghoffar.

Dia menambahkan bahwa PDM Nganjuk memiliki peluang untuk pengembangan Pesantren Ulama Tarjih tersebut. Peluang itu adalah tanah wakag di Morobau Bagor berpotensi sebagai pondok putra, dan Ponpes Sepang sebagai pondok putri.

Masukan untuk kurikulum yang disusun perlu ditambahkan adalah profil kelulusan (keshalihan, sumber ajaran, ilmu turats, alat/metode/manhaj, dan keilmuan terkait Muhammadiyah, Aisyiyah, dan kepeloporan). Sedangkan untuk capaian pembelajaran lulusan, disesuaikan dengan kompetensi keilmuan dan kepribadian siswa.

Sistemnya sendiri adalah pondok dengan jenjang SMP-SMA atau MTs-MA dan muadalah.

Tanggapan MTT PWM Jatim

Wakil Sekretaris MTT PWM Jatim, Syahroni Nur Wachid menyarankan untuk kurikulum ditambahkan materi content creator dan jurnalistik. Dia menerangkan bahwa MTT PWM Jatim siap memberi dukungan Pesantren Internasional Ulama Tarjih Muhammadiyah di PDM Nganjuk.

“Pesantren Internasional Ulama Tarjih Muhammadiyah Nganjuk bisa jadi pelopor pesantren tarjih pertama di Indonesia, kami berharap jika sudah jalan akan menjadi pilot project untuk percontohan pesantren tarjih di tingkat Internasional,” jelasnya.

UM Surabaya PKUTM Tenaga Ahli Ketarjihan dibutuhkan input yang sudah memiliki dasarnya. Jika Nganjuk memiliki SMP/SMA Ketarjihan maka akan lebih bagus.

“Yang terabaikan adalah S1 Ilmu Falaq di S1 Ketarjihan. Maka akan lebih baik memperkenalkannya di jenjang SMP/SMA,” ujar DR Ikhwanudin kaprodi HKI yang juga anggota MTT PWM Jatim.

Laporan dan Harapan Tim Penyusun Kurikulum Ponpes Muhammadiyah

Tim berharap agar LP2M PP Muhammadiyah membantu dalam penyediaan guru untuk pesantren. PDM Nganjuk akan mengajukan surat resti pada PUTM untuk meminta guru melalui Ustadz Ghoffar.

Usulan dan Saran Peserta Rapat

Dalam mengembangkan pesantren, perlu kerja keras dari berbagai pemangku kepentingan. Di antaranya adalah membuat MoU formal antara PDM Nganjuk dengan PUTM untuk pembinaaan langsung.

Selain itu juga harus bekerja sama dengan UM Surabaya dan Ponpes Muhammadiyah lainnya.

PDM Nganjuk perlu memutuskan apakah pesantren nantinya di bawah Kementerian Agama (Kemenag) atau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Untuk izin operasionalnya sendiri, Kemenag memberi syarat minimal 200 santri mukim, gedung yang memadai, dan SDM yang cukup. Studi banding bisa dilaksanakan sebagai referensi dalam pengembangan pesantren.

Ghoffar Ismail memberi tanggapan terkait pengembangan pesantren. Di antaranya:

  1. Pengembangan santri baru dan promosi akan dimulai Desember 2024
  2. Perlu perencanaan strategis per tahun mulai tahun pertama sampai kelima
  3. Perlu ada audiensi dengan PWM terkait pendirian Pesantren Ulama Tarjih Muhammadiyah dan membawa desain yang sudah disusun.
  4. Nama pesantren sebaiknya ditambahkan kata “internasional” untuk meningkatkan branding dan daya tarik.

Profil Jumlah Santri dan Guru Ponpes Tahfidzul Quran “Nurul Quran” Aisyiyah Nganjuk (Per 19 Agustus 2024)

Santri Mukim (Menginap)

  1. Santri: 20 anak (usia SMP/SMA)
  2. Guru: 5 orang

Santri Tidak Mukim (Tidak Menginap)

  1. Rumah Tahfidz Al-Quran (RTQ) Aisyiyah 01 Nganjuk:
    • Santri: 300 anak (usia TK/SD/SMP)
    • Guru: 34 orang
  2. Rumah Tahfidz Balita (RUTABA) “Ahmad Dahlan”:
    • Santri: 50 anak balita
    • Guru: 12 orang
  3. Majelis Ta’lim Ibu-Ibu Sholihah:
    • Peserta: 90 ibu-ibu
    • Guru: 10 orang
  4. Ngaji dan Ngopi Lansia:
    • Peserta: 8 bapak-bapak lansia
    • Guru: 1 orang.

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin
Sumber
pwmu.com