SITUBONDO, FaktualNews.co – Upahnya tak dibayar selama empat bulan, ratusan karyawan pabrik pengepakan udang, unjukrasa ke kantor PT Panca Mitra Multiperdana (PMMP) Situbondo, Rabu (23/10/2024).
Dalam aksi demo yang berlokasi di Desa Landangan, Kecamatan Kapongan, Situbondo, para karyawan dikawal langsung oleh pengurus DPC Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) Situbondo.
Bahkan, sebagai bentuk kekecewaannya terhadap manajemen PT PMMP Situbondo, yang terkesan mengabaikan keluhannnya, ratusan karyawan pabrik tersebut membakar ban bekas di didepan kantor pabrik tempatnya bekerja.
Pantauan di lapangan, ratusan karyawan datang ke PT PMMP Situbondo sekitar pukul 09.00 WIB, mereka langsung berorasi dan membentangkan puluhan poster hujatan, salah satunya berbunyi “Pabrik elit, bayar hak karyawan sulit”.
“Para karyawan terpaksa mendatangi kantor PT PMMP Situbondo, mengingat ratusan karyawan haknya tak dibayar, sebagian karyawan di PHK tanpa pesangon,” teriak salah seorang orator, Rabu (23/10/2024).
Usai melakukan orasi di depan kantor PMMP Situbondo, puluhan karyawan dan pengurus Sarbumusi Situbondo, mereka ditemui manajemen PT PMMP Situbondo, namun dalam pertemuan pihak manajemen pabrik pengepakan udang tidak memberi keputusan.
Ketua DPC Sarbumusi Situbondo Lukman Hakim mengatakan, pihaknya sengaja mewakili para para karyawan, mengingat tercatat sebanyak 276 orang karyawan upahnya tidak dibayar, dengan alasan yang tidak jelas.
“Sebagian karyawan karyawan di PHK tanpa pesangon. Bahkan, ratusan karyawan dirumahkan, setelah haknya tidak dibayar selama enam bulan,” kata Lukman Hakim, Rabu (23/10/2024).
Menurut dia, pihaknya sangat kecewa dalam pertemuan tersebut, mengingat tidak ada kepastian dari manajemen PT PMMP Situbondo. Padahal, upah selama empat bulan sangat dibutuhkan ratusan karyawan.
“Dalam pertemuan tersebut, manajemen PT PMMP berjanji akan membayar upah ratusan karyawan dengan cara dicicil. Namun, karena PT PMMP sering ingkar janji. Makanya,saya akan terus mengawal ratusan karyawan hingga dipenuhi haknya,”ujar Lukman.
Sementara itu, HRD Manager PT PMMP Situbondo Eko Kridarso mengatakan, diakui pihaknya terlambat membayar gaji karyawan, karena kondisi perusahaan yang sedang sakit. Bahkan, dalam dua tahun terakhir ini, hasil produksi perusahaan turun sebesar 70 persen.
“Terutama masalah market, sehingga ekspor ke USA turun drastis dalam dua tahun terakhir, sedangkan untuk ekspor ke Jepang masih lumayan. Sementara untuk pasar lokal sangat sedikit,”ujar Eko Kridarso.
Menurutnya, karena produksi di PT PMMP Situbondo terjun bebas hingga mencapai 70 persen, sehingga pihaknya dengan sangat terpaksa mengurangi karyawan, untuk meringankan beban perusahaan yang sedang sakit tersebut.
“Meski perusahaan sedang sakit, namun PT PMMP tetap akan membayar upah ratusan karyawan, namun sesuai dengan kemampuan perusahaan. Selain itu, sesuai dengan kesepakatan bersama, perusahaan akan membayar dicicil setiap minggu,” pungkasnya.