Politik

Sapa Nelayan hingga Pelaku UMKM di Jember, Risma Tawarkan Solusi Jalur Transportasi Cepat Terowongan

JEMBER, FaktualNews.co – Calon Gubernur Jatim nomor urut 03 Tri Rismaharini berkesempatan datang ke Jember untuk giat safari politiknya. Dalam kesempatannya datang ke Jember, mantan Walikota Surabaya dan Mensos Era Jokowi ini menyapa Nelayan, Petani, Pelaku UMKM, dan Gen Z.

Perempuan yang akrab disapa Risma ini menawarkan solusi akses jalur transportasi cepat. Untuk membantu progres roda ekonomi di daerah, termasuk diantaranya Risma juga akan mengupayakan jalur terowongan.

Kata Risma, akses jalur cepat itu. Selain memangkas waktu dan biaya untuk melakukan perjalanan. Juga dinilai memberikan solusi tepat, untuk memisahkan jalur transportasi barang dengan jalur umum. Sehingga akses transportasi untuk usaha dapat lebih aman bagi masyarakat di daerah.

Di Jember Risma berkunjung ke wilayah Kecamatan Puger, dan Rambipuji. Menyapa masyarakat yang berprofesi sebagai petani, nelayan, dan pelaku UMKM.

Untuk di wilayah Kota Jember, Risma menyapa Gen Z di Chord Cafe. Berdiskusi santai dengan kalangan Gen Z, memberikan motivasi dan menyampaikan gagasannya solusi jalur transportasi cepat itu.

“Kita tadi datang menemui nelayan ada beberapa permasalahan yang dihadapi, diantaranya soal jalur kapal untuk berlabuh. Kemudian masalah manajemen dalam pengelolaan angkutan yang terlalu jauh, sehingga banyak ikan yang rusak. Sehingga nilainya atau harganya menjadi jatuh, kemudian juga masalah operasional untuk kehidupan mereka,” kata Risma saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Jumat (25/10/2024) petang.

Kendala yang dialami nelayan, petani, pelaku UMKM, dan Gen Z, menurutnya sama, yakni soal jalur transportasi yang menjadi persoalan terganggunya roda ekonomi.

“Soal Jalur Tol menjadi mix and match (persoalan atau kendala) yang dialami para sopir truk barang (ekspedisi). Sehingga mereka hanya berjalan di jalur bawah (luar Tol),” katanya.

“Tapi masalahnya hal ini sangat berbahaya, karena berpapasan dengan (kendaraan kecil) seperti motor, becak, pejalan kaki, angkutan pribadi, maupun mobil. Sehingga kita memikirkan, nantinya jika saya diizinkan Allah menjadi Gubernur Jatim. Untuk nantinya bisa membuat jalan yang bisa memisahkan antara angkutan barang dengan angkutan manusia,” sambungnya.

Pertimbangannya, kata Risma, dengan program pemerintah pusat. Terkait JLS itu adalah salah satu solusi. Juga memiliki potensi yang baik.

“Tapi kendalanya, jalur itu malah semakin panjang. Terutama menjadi pertimbangan adalah soal BBM yang semakin banyak. Seperti yang pernah dikeluhkan sopir truk maupun bus. Mungkin kalau kendaraan pribadi, tidak terlalu dikeluhkan. Tapi bagi pelaku usaha, mereka pasti menghitung (biaya BBM) itu,” ujarnya.

Dengan kendala itu, lebih lanjut kata Risma, pihaknya akan melakukan kajian. Untuk mencari alternatif, memperpendek jalur transportasi. Sehingga lebih cepat dan efisian.

“Saya akan coba untuk melakukan riview nantinya, untuk mencari alternatif atau solusi memperpendek jalur (transportasi bagi angkutan) itu. Meskipun itu harus menggunakan teknologi, maupun terowongan. Sehingga bisa menerobos, nembus yang biasa ada di luar negeri,” ungkapnya.

“Sudah banyak dilakukan di luar negeri. Sementara ini, jalur (transportasi) yang ada kan memutar. Karena ya, ini solusi menghindari itu. Kalau bisa memutar kan jalurnya lebih cepat. Tapi memang itu nanti akan dibahas dan dikerjakan secara teknologi. Mungkin juga dengan biaya lebih besar,” imbuhnya.

Namun demikian, kata Risma, kajian itu menurutnya untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya di daerah.

“Artinya kalau masyarakat lebih cepat, maka (memangkas biaya pengiriman) lebih murah. Sehingga nantinya seingat saya. Hal ini juga pernah dilakukan kajian oleh JICA (Japan International Cooperation Agency, yaitu Badan Kerja Sama Internasional Jepang). tentang jalan (terowongan) dan soal JLS itu. Tapi ini kan menjadi review atau masukan itu. Supaya lebih efektif dan efisien, sehingga masyarakat bisa hemat waktu dan biaya,” ujarnya.

“Nah JLS dan pelabuhan ini kan program nasional. Nah ini (nanti akan dikolaborasikan), makanya saya biasa melakukan itu. Di Surabaya dulu saya juga pernah pegang proyek bank dunia saat dulu pernah menjabat sebagai Kasi Tata Ruang. Pengalaman ini yang nanti akan saya progreskan, jadi sudah tahu (strateginya),” sambungnya.