Diduga Beda Pilihan di Pilkada Situbondo, Seorang Warga Banyuputih Diusir Pemilik Tanah
SITUBONDO, FaktualNews.co-Diduga karena beda pilihan di Pilkada Situbondo tahun 2024, seorang warga Desa Sumberanyar, Kecamatan Banyuputih berinisial SH (50) diusir pemilik tanah tempatnya tinggal.
Sehingga SH terpaksa memindahkan rumahnya dari pekarangan milik TS (54), meski SH diketahui sudah belasan tahun menempati pekarangan milik TS tersebut.
AN (45), salah seorang warga Desa Sumberanyar menjelaskan, SH sudah lama menempati tanah tersebut. Tanah itu semula milik paman SH, hanya saja dibeli warga namun masih bisa digunakan untuk tempat istirahat SH bersama keluarga.
“SH sudah lama tinggal di tanah milik TS, sekitar belasan tahun SH dan keluarganya menempati rumah tersebut,” ujar AN, Jumat (1/11/2024).
Namun,.tiba-tiba pemilik tanah meminta SH bersama keluarganya keluar dari tanah tersebut. Sebab, tanah yang ditempati itu akan dibuat rumah untuk digunakan anaknya. Hal itu terjadi secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan SH sebelumnya.
“Secara pasti tidak tau apa masalahnya. Cuman, katanya tanah yang ditempati SH akan dipakai anaknya. Sedangkan yang membingungkan, anak pemilik tanah saat ini masih mondok,”bebernya.
AN menduga, kasus yang dialami SH itu ada kaitannya dengan Pilkada tahun 2024. Mengingat, keduanya beda pilihan dalam Pilkada Situbondo tahun 2024.
“Dugaannya karena beda pilihan di Pilkada Situbondo. Karena SH tidak mendukung pasangan calon yang didukung oleh TS,”ujar AN.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Sumberanyar, Kecamatan Banyuputih, Suharto Binar mengakui dirinya juga mendengar kasus yang menimpa SH itu persoalan beda pilihan. Namun, hal itu masih perlu untuk menelusuri secara mendalam kabar yang beredar di masyarakat untuk mengetahui kebenaran yang pasti.
“Informasi yang ada di masyarakat katanya faktor beda pilihan. Tapi saya meminta perangkat desa untuk mencari tau informasi yang sebenarnya,”katanya.
Lebih jauh Suharto menegaskan, dirinya turut meminta para perangkat desa untuk membantu SH. Supaya beban dia lebih ringan ketika banyak masyarakat yang peduli.
“Misalnya SH butuh sesuatu itu kita bantu. Seperti atap rumah dan lainnya itu kita upayakan untuk dibantu,” pungkasnya.