LAMONGAN, FaktualNews.co-Filosofi hidup memiliki nilai bermanfaat dan memberikan manfaat kepada orang lain yang berguna. Hal tersebut dicoba seorang pemuda Desa Bakalanpule, Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan, di sektor pertanian.
Adalah Abdurrohman Al Faiz (22), yang telah menciptakan alat irigasi otomatis berbasis Internet of Things (IoT), yang diharapkan dapat mempermudah pekerjaan para petani dan meningkatkan efisiensi irigasi di berbagai lahan pertanian.
“Diharapkan inovasi teknologi kini merambah hingga sektor pertanian di Indonesia,” kata Faiz, Sabtu (2/1/2024).
Ide tersebut berawal dari ketertarikannya di dunia teknologi sebagai mahasiswa Ilmu Komputer, yang ingin menjawab tantangan modernisasi di bidang pertanian.
“Dengan kemajuan teknologi saat ini, saya ingin memaksimalkan penggunaan IoT untuk membantu para petani,” ujar Faiz.
Temuan sistem yang Sederhana namun Efektif, Faiz menyebutkan bahwa alat irigasi otomatis ini bekerja menggunakan mikrokontroler yang telah diprogram, sensor kelembapan, baterai, panel surya, dan kran elektrik.
“Saat alat sudah terpasang, alat ini akan bekerja otomatis dengan memantau suhu dan kelembapan tanah,” jelas Faiz.
Sensor tersebut akan mengaktifkan kran otomatis ketika kelembapan tanah rendah dan mematikannya saat kelembapan mencapai tingkat optimal. “Penemuan inovasi yang telah diaplikasikan ke beberapa desa, termasuk di Desa Wajik, Lamongan,” ungkap Faiz.
Apa yang di lakukan Faiz telah menginspirasi Generasi Muda untuk Berkarya. Dengan alat irigasi otomatis ini, Faiz membuka komunikasi dengan para petani yang berminat mengadopsi teknologi serupa. Ia pun berharap lebih banyak pemuda yang terinspirasi dan terlibat dalam inovasi teknologi, terutama dalam bidang pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi di daerah Lamongan. “Saya berharap para petani bisa menghadapi tantangan pertanian dengan menggunakan teknologi,” tambahnya.
Faiz mengajak pemerintah daerah untuk terus mendukung inovasi di bidang pertanian, khususnya di Kabupaten Lamongan. Ia berharap pemerintah menggelar lebih banyak kegiatan seperti kompetisi robotik yang akan mendorong lahirnya ide-ide baru dari generasi muda.
“Meski alat ini masih dalam tahap pengembangan, saya optimis bahwa inovasi ini akan semakin bermanfaat di masa depan dan dapat diadaptasi untuk berbagai jenis lahan pertanian,” jelasnya.
Sementara itu, para petani di desa ini menyambut positif alat irigasi otomatis ini karena dirasakan sangat memudahkan pekerjaan mereka.
“Tentu sangat membantu. Dan petani tak perlu repot menyiram secara manual, semuanya berjalan otomatis,” ujar Heri Ardiansyah, seorang dosen sekaligus petani di desa tersebut.
Menurut Heri Ardiansyah, yang juga menjadi pembimbing Faiz dalam proyek ini, komponen-komponen pada alat tersebut memang dirancang agar terjangkau dan dapat dipakai secara luas.
“Untuk satu set alat irigasi otomatis ini, petani perlu mengeluarkan biaya sekitar tiga juta rupiah. Alat ini cocok untuk lahan seluas 10 X 20 meter,” jelas Heri.
Tak hanya berinovasi di bidang irigasi, Faiz juga mengajar ekstrakurikuler robotik di beberapa sekolah, termasuk di Mts Yusuf Annur Kembangbahu dan SMPN 1 Lamongan.
Ia berharap keterlibatannya dalam dunia pendidikan bisa menumbuhkan minat generasi muda untuk berkontribusi di bidang pertanian dan teknologi.