JEMBER, FaktualNews.co – Seorang pemuda berinisial SA (20) warga Dusun Krajan, Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Jember, menjadi korban pengroyokan puluhan orang tak dikenal (OTK). Lokasi pengroyokan itu sendiri terjadi di Jalan PB. Sudirman, Dusun Krajan, Desa Rowotamtu, Kecamatan Rambipuji, Jember, sekitar pukul 00.30 WIB, Minggu (3/11/2024) dini hari. Korban mengalami luka dibokong dan kepala akibat sabetan sajam dari aksi pengroyokan tersebut. Beruntung nyawanya terselamatkan setelah sejumlah warga dan petugas segera mengevakuasi ke Klinik ASA PPNI Jember Desa Rowotamtu, Kecamatan Rambipuji, Jember. Diduga aksi pengroyokan tersebut berkaitan dengan kelompok pesilat di Jember.
Terkait kejadian tersebut, Kapolsek Rambipuji IPTU Eko Yulianto melalui Kanit Reskrim Polsek Rambipuji Bripka Bambang Febri, membenarkan adanya peristiwa itu. Kata Bambang, saat ini polisi masih melakukan penyelidikan dan pendalaman kasus. “Benar telah terjadi dugaan pengeroyokan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang belum diketahui identitasnya (OTK). Korban satu orang pemuda berinisial SA,” kata Bambang saat dikonfirmasi di Mapolsek Rambipuji. Saat itu, kata Bambang, korban bermaksud untuk menjemput saudaranya di Pertigaan Desa Rowotamtu.
Kemudian di tengah jalan, saat akan sampai di lokasi. Korban berpapasan dengan sekelompok orang berkendara motor sekitar kurang lebih 25 orang. Tanpa alasan korban kemudian ditendang oleh salah satu dari kelompok itu. Korban yang saat itu berkendara motor terjatuh di jalan. Puluhan OTK itu bukannya menolong tapi kemudian melakukan penganiayaan terhadap korban. “Korban dianiaya dan mendapat sejmlah luka sabetan benda tajam. Korban pun mengalami luka dipantatnya, juga mengalami luka di bagian kepala,” ungkap Bambang Febri. Korban langsung ditinggal ditengah jalan, kemudian warga beserta petugas yang mengetahui segera membawa korban ke klinik terdekat. “Kasus ini masih dalam proses lidik. Terkait dugaan adanya kelompok pesilat maupun lainnya, juga masih kami dalami,” tandasnya.
Sementara itu dari informasi yang dihimpun wartawan di lokasi kejadian, menurut salah seorang warga berinisial LN (22), saat kejadian ada salah satu keluarga korban yang mengetahui. Saudara korban ini segera menghampiri dengan sejumlah warga lain. Melihat warga yang mengetahui aksi pengeroyokan tersebut, kelompok inipun segera meninggalkan korban begitu saja. LN juga menambahkan diduga kuat pengeroyokan sendiri bermula dari rusuh antar kelompok pesilat. “Kata korban sih, saat akan dikeroyok. Sempat ditanyai, ‘Kowe Kirek opo Ketek’ (Kamu Anjing atau Monyet)’. Tapi korban ini tidak jawab,” ujarnya menirukan ucapan korban. Istilah itu biasanya dimasyarakat lebih dikenal dengan sebutan ketek atau monyet itu mengarah pada salah satu kelompok silat, sementara sebutan kirek juga untuk salah satu perguruan terbesar menurut LN.