FaktualNews.co

Kyai Muqiet Prihatin Dengan Kampanye Pilkada Yang Sebut PKI

Peristiwa     Dibaca : 213 kali Penulis:
Kyai Muqiet Prihatin Dengan Kampanye Pilkada Yang Sebut PKI
FaktualNews.co/Hatta
Mantan wakil bupati Jember kyai Muqiet

JEMBER, FaktualNews.co – Wakil Bupati Jember periode 2016-2021 KH. Abdul Muqiet Arief mengaku prihatin dengan ungkapan yang disampaikan Paslon 02, Gus Fawait saat berorasi di acara malam refleksi Hari Santri Senin, 21 Oktober 2024. Menurut pria yang juga sosok Kiai besar di wilayah Timur Kabupaten Jember itu, ungkapan maupun menyebut nama organisasi terlarang dalam momen Pilkada dirasa tidak tepat.

Pria yang akrab disapai Kiai Muqiet ini pun menegaskan, selama momen Pilkada di Jember, tidak pernah ada calon kepala daerah (Bupati-Wakil Bupati) yang membawa-bawa nama organisasi terlarang dalam orasi kampanye yang dilakukan. “Saya lihat di beberapa grup dan medsos kok ramai ya. Kalau menurut saya ya harusnya ada klarifikasi dari beliaunya, dengan ungkapan itu ditujukan kemana,” kata Kiai Muqiet saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Senin (4/11/2024).

Menurutnya, penyebutan nama organisasi terlarang dirasa tidak tepat. Terlebih masyarakat Jember secara umum, sudah mengenal sosok dan latar belakang dari masing-masing paslon. “Mana dari dulu Jember apalagi di Pilkada ada isu-isu PKI itu. Apalagi calonnya sudah jelas, backgroundnya, dan biografinya,” tegas dia. Lebih lanjut kata Kiai Muqiet, adanya ungkapan penyebutan dan membawa-bawa nama organisasi terlarang dalam orasi kampanye, dinilai malah meresahkan dan membuat gaduh situasi kondusif di Jember.

Kiai Muqiet menambahkan, berkenaan dengan momen Pilkada dan dengan harapan menciptakan suasana kondusif, serta masyarakat bisa memiliki penilaian obyektif untuk memilih calonnya. Lebih tepatnya, untuk bersaing secara sehat, serta dengan saling adu visi dan misi untuk membangun Jember. “Kalaupun membahas soal Pilkada, masyarakat Jember itu diajari bagaimana berkompetisi yang sehat, harapan saya seperti itu. Kira-kira menurut saya adu program lah, jadi masyarakat diajari untuk Pemilu yang sehat, tidak sampai segitunya. Agar masyarakat memilihnya juga obyektif,” ulasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Adi Susanto