JEMBER, FaktualNews.co-Saat menyapa ratusan Relawan Bravo 12, Cabup Jember Hendy Siswanto ungkapkan rasa geram dengan kebijakan Pjs. Bupati Imam Hidayat dan Sekda Hadi Sasmito yang tidak mencairkan bantuan sosial (bansos) dan insentif guru ngaji untuk masyarakat Jember.
Hendy ungkapkan permintaan maaf serta menilai bansos dan insentif guru ngaji tidak ada kaitannya dengan momen Pilkada Serentak 2024. Kebijakan itu muncul, saat Hendy sudah cuti kampanye sejak 25 September 2024.
“Begitu kami cuti, dapat seminggu kemudian saat itu keluarlah instruksi dari para pimpinan Pemkab Jember ini untuk itu tidak bisa dicairkan sampai pilkada usai. Nah hal ini yang saya sedih, dan saya sedih dan saya sampaikan kepada seluruh para kiai, para tokoh masyarakat bahwa tidak seperti ini, kami sedang bersedih,” kata Hendy saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Kamis (7/11/2024).
“Tapi begitu bansos dan insentif guru ngaji ditahan, seperti itu, karena diindikasikan terjadi bahwa pilkada ini menjadi tidak netral, menggunakan uang negara katakan seperti itu. Karena nanti saya incumbent ini membuka Bansos dan insentif guru ngaji, saya menjadi sedih,” sambungnya.
Menurut Hendy, terkait pencairan bansos dan insentif guru ngaji. Tidak melanggar hukum.
“Karena program sudah lama dirancang. Dari tahun 2023 akhir sudah dirancang dan itu sudah disepakati Dewan. Dewan semua tahu, Dewan yang terhormat ada 50, mereka tanda tangan semua,” ungkapnya.
“Tentunya ini melalui proses, dan sampai ke Gubernur. Gubernur juga menandatangani itu, setuju bahwa APBD sudah jelas dan harus itu hak rakyat. Tapi begitu itu ditahan seperti itu, ini adalah mencenderai rakyat Jember, ini yang saya tidak bisa terima,” sambungnya.
Dituding jika pencairan bansos maupun insentif guru ngaji dituding ditunggangi untuk kepentingan politik petahana.
“Kami tidak mau menunggangi Bansos untuk pilkada ini, tidak. Kami bermodal sendiri bekerja untuk pilkada ini, bukan nanti kami dengan sarana Pemkab kami nanti melakukan hal seperti itu, tidak seperti itu,” tegasnya.
“Namun apapun itu sampai menjurus ke fitnah pun. Kami diam saja, tidak pernah melawan. Kami itu syukuri karena kritik itu adalah melengkapi kekurangan kami. Tapi ya kami tidak bisa apa-apa, kami sedang cuti. Maka nanti begitu kami masuk (selesai cuti). Kami perbaiki lagi semuanya itu,” imbuhnya.
Menanggapi ungkapan Cabup 01 Hendy itu, kata Koordinator Relawan Bravo 12 Agus Mashudi pihaknya berharap adanya perhatian terhadap persoalan bansos dan insentif guru ngaji itu.
Dengan itu, kata pria yang juga akrab disapa Agus MM ini, lewat Relawan Bravo 12 pihaknya menampung dukungan untuk Paslon 01. Para relawan dari 31 kecamatan se Jember itu, mengaku siap mengawal paslon 01 untuk kembali maju sebagai Bupati-Wakil Bupati Jember periode 2025-2030.
“Ini memang kita mewadahi teman-teman ya, bukan semangat saya pribadi, tapi teman-teman seluruh kecamatan ini berkumpul, mulai dari timur sampai barat, jadi bergerak semua. Karena mereka meyakini, bahwa mereka ingin mempunyai pemimpin satu, yang menurut mereka ini bermoral,” kata Agus MM.
Dengan kepedulian dan mengalami kekecewaan sama terkait persoalan bansos serta insentif guru ngaji. Katanya, menguatkan barisan relawan untuk mendukung paslon 01.
“Kami ingin punya pemimpin yang beretika. Kami juga ingin punya pemimpin yang tidak ego materialistik dan tidak ego intelektual. Total kami ada 250 orang, kegiatan ini sejujurnya dibatasi. Relawan ini jumlah sebenarnya ada seribu,” ujarnya.