NGANJUK, FaktualNews.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Nganjuk memanggil dan memeriksa Asiono, Kepala Desa (Kades) Ngrawan, Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk, Rabu (13/11/2024).
Pemeriksaan tersebut terkait viralnya video sang kades di media sosial, yang mengacungkan 3 jari sambil mengucapkan kalimat “Marhaen-Handi mantap”. Ucapan tersebut diduga mengarah kepada dukungan terhadap salah satu paslon Pilkada Nganjuk 2024.
Tak hanya itu, saat direkam di dalam video tersebut, Kades Asiono diduga juga sedang mabuk atau dalam pengaruh minuman keras.
Saat di Kantor Bawaslu Nganjuk, Rabu siang (13/11/2024), Kades Ngrawan datang bersama tiga kades lainnya, Asiono diperiksa bersama koleganya, yakni Kades Sendangbumen, Kecamatan Berbek. Adapun sehari sebelumnya, Selasa (12/11/2024), Bawaslu Nganjuk telah memanggil Kades Salamrojo, Kecamatan Berbek dan Kades Balongrejo, Kecamatan Berbek.
Sejumlah kades tersebut diduga ikut di dalam acara kumpul-kumpul di rumah Kades Salamrojo, yang menjadi lokasi video viral tersebut.
Ketua Bawaslu Nganjuk Yudha Harnanto di sela-sela pemeriksaan mengatakan, pihaknya mengundang Kades Ngrawan dan tiga kades lainnya untuk dimintai keterangan.
“Saat ini kami masih merangkum hasil klarifikasi mereka,” ujar Yudha.
Hasil pemeriksaan terhadap keempat kades tersebut, menurut Yudha masih akan dianalisis lebih lanjut, dan akan melakukan kajian hukum terkait dugaan pelanggaran netralitas dalam Pilkada. Kajian tersebut diharapkan bisa diselesaikan dalam waktu maksimal tujuh hari.
Kades Sendang Bumen, Budi Santoso, yang juga hadir dalam pemeriksaan Bawaslu, memberikan penjelasan mengenai video yang melibatkan dirinya.
Ia mengaku hadir dalam acara yang digelar di Desa Salamrojo, namun menegaskan bahwa pertemuan tersebut hanya sebatas makan durian dan bersantai.
Saya datang ke Salamrojo hanya untuk bersantai dan makan durian. Tidak ada yang namanya mabuk-mabukan. Video yang beredar itu sepertinya hanya candaan belaka,” kata Budi Santoso.
Budi Santoso menekankan bahwa dirinya tetap menjaga netralitas dalam Pilkada Nganjuk.
Budi berharap agar kejadian ini tidak disalah artikan dan tidak berdampak pada proses Pilkada yang seharusnya berlangsung damai.
Sementara itu, Asiono, Kades Ngrawan, mengakui dirinya terlibat dalam video viral tersebut.
Asiono menjelaskan bahwa pada saat itu, ia sedang berada di kantor saat menerima telepon dari teman-temannya yang mengundangnya untuk bergabung dalam acara di Desa Salamrojo.
“Ketika saya datang, acara sudah dimulai dan ada kegiatan seperti itu. Saya hanya ikut bercanda, dan saat itu antara sadar tidak sadar sedang direkam. Itu semua hanya guyonan dan saya minta maaf jika ada pihak yang merasa dirugikan,” ungkap Asiono.
Asiono menegaskan bahwa dirinya tetap berkomitmen menjaga netralitas dalam Pilkada Nganjuk dan berharap insiden tersebut tidak terulang.
“Saya minta maaf jika video itu menimbulkan masalah. Saya hanya ingin meramaikan suasana tongkrongan, dan saya berharap kejadian ini tidak mempengaruhi jalannya Pilkada yang damai,” tukasnya.