FaktualNews.co

Diduga Beda Pilihan Politik di Pilkada, Seorang Guru SDN Dimutasi ke Daerah Terpencil di Situbondo

Peristiwa     Dibaca : 177 kali Penulis:
Diduga Beda Pilihan Politik di Pilkada, Seorang Guru SDN Dimutasi ke Daerah Terpencil di Situbondo
FaktualNews.co/Bahri
Marwito, ditemani Misyani istrinya, saat ditemui di rumahnya di Dusun Tegal Sari, Desa Kedungdowo.

SITUBONDO, FaktualNews.co – Diduga karena beda pilihan politik dalam Pilkada Situbondo, Marwito (55), seorang guru SDN Dusun Tegal Sari, Desa Kedungdowo, Kecamatan Arjasa, Situbondo, dimutasi ke SDN 1 Tepos, Kecamatan Banyuglugur, Situbondo, dengan jarak tempuh sekitar 2,5 jam dari rumahnya.

“Peristiwa mengagetkan saya dan keluarga tersebut terjadi pada Pilkada Situbondo tahun 2020 lalu. Saat itu, Bupati Situbondo terpilih Karna Suswandi berpasangan dengan Nyai Hj Khoironi,” ujar Marwito, saat ditemui di rumahnya, Kamis (5/12/2024). Menurutnya, diakui sebelum pelaksanaan Pilkada Situbondo tahun 2020 lalu, dirinya sering menemani KH Sainuri Sofyan untuk menghadiri pengajian sholawat nariyah di sejumlah desa di Kecamatan Arjasa. Selain itu, pihaknya juga aktif melakukan kegiatan bhakti sosial, seperti membantu pembangunan masjid dan musala.

“Selain sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), saya juga sebagai ketua tanfidz Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Arjasa sejak tahun 2020 hingga sekarang. Makanya, saya aktif menghadiri pengajian untuk mendampingi KH Sainuri Sofyan,” beber Marwito. Marwito menjelaskan, setelah tiga bulan Karna Suswandi dilantik sebagai Bupati Situbondo sekitar Mei 2021 lalu, dirinya yang mengajar SDN 5 Jatisari, Kecamatan Arjasa dimutasi ke SDN 4 Blimbing, Kecamatan Besuki, Situbondo, dengan jarak sekitar 68 kilometer dari rumah.

“Karena saya dimutasi tanpa ada dasar yang jelas. Saat itu, saya sempat menghadapi kepala Dispendik Pemkab Situbondo, dan minta untuk mengundurkan diri. Namun, permintaan mengundurkan diri tidak dikabulkan,” ujar Marwito. Namun, setelah bertugas di SDN 4 Blimbing selama 2 tahun, dengan jarak tempuh sekitar 2 jam dari rumah. Pada awal Maret 2023 lalu, dirinya kembali dimutasi ke SDN 4 Tepos, yakni ke sekolah di daerah perbukitan Desa Tepos, Kecamatan Banyuglugur, dengan jarak tempuh sekitar 2,5 jam.

“Sebelum melaksanakan tugas ke SDN 4 Tepos, saya menghadap ke Kiai Kholil As’ad. Sehingga begitu mendapat restu beliau (Kiai Kholil) saya langsung menjalankan tugas ke SDN 4 Tepos,” imbuhnya. Lebih jauh Marwito menjelaskan, sebetulnya mengajar di tempat terpencil dan jarak sekitar 85 kilometer membuat dirinya jenuh, mengingat setiap hari harus berangkat mengajar sekitar pukul 04.30 WIB, dan pulang kerja sekitar pukul 16.30 WIB. “Namun, karena saya niatkan ibadah, yakni sambil mengenalkan ajaran Ahlussunnah wal jama’ah (Aswaja) dan menggelar pengajian setiap hari jumat kepada para siswa, sehingga membuat rasa capek saya hilang,” bebernya.

Marwito mengatakan, ada beberapa kejadian yang mengenaskan, saat dirinya bertugas di tempat terpencil dan di daerah perbukitan, seperti saat pertama bertugas di SDN 4 Tepos ruji roda belakang sepeda honda rontok, karena naik turun di perbukitan. “Selain itu, pada Agustus 2023 lalu, saya ditabrak seekor monyet yang nyeberang di jalur pantura Situbondo, tepatnya di jalan raya Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Situbondo. Akibat kecelakaan tersebut, saya harus menjalani rawat inap di RS Situbondo,” katanya.

Marwito berharap, karena dirinya sekitar 4 tahun dimutasi ke sekolah terpencil, selama pemerintahan Bupati Karna Suswandi dan Wabup Nyai Hj Khoironi, pihaknya berharap ke depan tidak ada lagi korban kepentingan seperti dirinya. “Kami berharap ke depan, dengan terpilihnya Mas Rio dan Mbak Ulfi menjadi Bupati dan Wabup Situbondo tidak ada lagi korban kepentingan seperti saya,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Adi Susanto
Tags