Anggota DPRD Jember Minta Status KLB Guna Tanggulangi Virus PMK
JEMBER, FaktualNews.co – Maraknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di wilayah Kabupaten Jember, diungkapkan Ketua Komisi B DRPD Jember, Candra Ary Fianto. Menurut data yang ada, 763 ekor sapi terpapar virus PMK tersebut. Penetapan kondisi luar biasa (KLB) menurut Candra mungkin akan diambil dalam Waktu dekat ini. Namun status KLB sendiri belum menjadi sesuatu yang final.
“Dengan 61 diantaranya mati, sementara yang 41 dinyatakan sembuh dan sisanya masih dalam penanganan,” kata Candra saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di Jember, Rabu (8/1/2025).Terkait penyebaran kasus akibat virus PMK tersebut, tersebar di banyak wilayah Jember. Beberapa kecamatan seperti Tempurejo, Ambulu, Kencong, Mumbulsari, Balung, Sukowono, Bangsalsari, dan Jelbuk sudah terpapar virus ini. Data terbaru masih kata Candra berasal dari kecamatan Jenggawah.
“Bahkan yang memperihatinkan, untuk di Jenggawah. Harga jual sapi sampai anjlok dua ekor usia dewasa hanya Rp 16 juta. Dari yang sebelumnya per ekor kisaran Rp 20-25 juta,” sambungnya. Dengan persoalan ini, lebih lanjut kata Legislator dari PDI Perjuangan ini, menyayangkan tidak adanya anggaran yang disiapkan terkait upaya antisipasi penyebaran virus. Tidak seperti vaksinasi saat sapi baru lahir atau muda, untuk sapi yang terserang PMK ini tidak ada justru belum ada vaksinasi pencegahnya. Hal ini jelas rentan ketika sapi menginjak dewasa terpapar virus PMK.
Dengan persoalan itu, lebih jauh kata Candra, pihaknya memberikan dua rekomendasi untuk dijadikan sebuah solusi. “Pertama kami merekomendasikan untuk dapatnya menjadi kejadian luar biasa (KLB). Sehingga ada langkah konkret untuk langkah ke depan,” ucapnya. Selain itu, pihaknya berencana merekomendasikan kepada pimpinan DPRD agar ada pembahasan lebih lanjut atau mencari win-win solution guna mencari dana untuk kebutuhan anggaran vaksinasi dari kejadian tersebut. Langkah antisipasi terkait masuknya hewan ternak dari daerah lain juga menjadi perhatian Candra.
Sementara itu, Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Jember, drh. Elok Kristanti mengatakan pihaknya masih akan melakukan koordinasi lebih lanjut terkait angka kasus PMK di Jember. “Penetapan KLB juga perlu adanya kajian epidemiolgi, nantinya bisa dinilai apakah PMK bisa masuk Status KLB atau tidak. Kami berkoordinasi dengan Dinas Peternakan Jatim, dan hasil terakhir PMK statunya Endemis,” ujar dokter Elok.