FaktualNews.co

Evakuasi Pelajar Yang Tewas Berujung Dilaporkan Ke Polres Situbondo

Peristiwa     Dibaca : 59 kali Penulis:
Evakuasi Pelajar Yang Tewas Berujung Dilaporkan Ke Polres Situbondo
IJTI melaporkan ke polres Situbondo.

SITUBONDO, FaktualNew.co – Proses evakuasi jenazah pendaki asal SMKN 5 Jember yang tewas di Gunung Saeng, Desa Sumberwaru, Kecamatan Binakal, Bondowoso, menemui kesulitan dan dramatisasi. Evakuasi yang dilakukan selama 12 jam yakni dari pukul 05.00 hingga 16.45 WIB, dihadapkan pada berbagai kendala termasuk kantong mayat robek tim penyelamat terluka, cuaca hujan dan kabut, serta medan curam dan bambu yang dijadikan tandu patah.

Ironisnya lagi, proses evakuasi jenazah Fahrul Hidayatullah alias Baim (18) diwarnai tindakan arogan dua oknum anggota kepolisian yang melarang jurnalis mengambil gambar dan video. Saat proses evakuasi siswa SMKN 5 Jember. “Selain melarang mengambil gambar dan video kemarin (mnggu) oknum polisi tersebut juga mengancam fisik jurnalis dengan menggunakan tongkat,” ujar Ichuk S Widarsa, senin (5/5/2025).

Menurutnya akibat tindakan arogan dua oknum polisi, sejumlah wartawan yang melaksanakan tugas peliputan nyaris terkena pentung kayu dua oknum polisi tersebut. “Kami kecewa atas tindakan yang dinilainya sebagai bentuk menghalangi terhadap kerja pers. Makanya, teman-teman akan melakukan somasi atas tindakan dua oknum polisi tersebut,” ujar Ichuk. Sementara itu, Komandan Tim Basarnas Surabaya, Nur Hadi mengungkapkan proses evakuasi jenazah dari jurang menuju punggung gunung berlangsung sekitar 2 jam.

evakuasi dua pelajar diwanai bentrokan.

“Meskipun jenazah telah berhasil dinaikkan hingga 50 meter dari jurang, namun masih tersisa 100 meter lagi dengan kondisi medan yang curam dan sempit,” katanya. Menurutnya, medan yang curam dan sempit menjadi kendala utama dalam proses evakuasi jenazah pendaki asal SMKN 5 Jember. “Jenazah yang ditandu hampir terguling dan bambu yang digunakan sebagai tandu patah karena medan yang terlalu sempit,” bebernya.

Nur Hadi menegaskan, jika proses evakuasi melibatkan berbagai instansi termasuk Basarnas Jember dan Surabaya, BPBD, relawan, dan segenap unsur lainnya. “Seluruh tim gabungan bergantian melakukan evakuasi secara estafet sejak pukul 12.00 WIB hingga jenazah tiba di ambulance,” pungkasnya. Proses evakuasi jenazah pendaki asal SMKN 5 Jember yang tewas di Gunung Saeng, Desa Sumberwaru, Kecamatan Binakal, Bondowoso, menemui kesulitan dan dramatisasi. Evakuasi yang dilakukan selama 12 jam, dari pukul 05.00 hingga 16.45 WIB, dihadapkan pada berbagai kendala, termasuk kantong mayat robek, tim penyelamat terluka, cuaca hujan dan kabut, serta medan curam dan bambu yang dijadikan tandu patah.

Sementara itu, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Tapal Kuda dan sejumlah jurnalis melayangkan somasi ke Polres Bondowoso dan Kompi 3 Batalyon B Brimob Bondowoso pada Senin, 5 Mei 2025. Somasi ini merupakan buntut dari tindakan arogansi dua oknum polisi, yang melarang jurnalis mengambil foto dan video saat evakuasi jenazah pendaki SMKN 5 Jember di Gunung Saeng, Desa Sumberwaru, Kecamatan Binakal, Bondowoso.

Riski Amirul Ahmad, perwakilan IJTI Tapal Kuda mengatakan tindakan arogan dua oknum polisi tersebut dianggap sebagai bentuk intimidasi dan penghalangan kerja pers. “Jurnalis dilindungi oleh undang-undang dan somasi ini, merupakan bentuk protes atas perbuatan tak terpuji dua oknum polisi tersebut,” ujar Riski Amirul Ahmad. Ichuk S Widarsa, wartawan media online mengatakan bahwa somasi ini merupakan kritik keras atas pelarangan pengambilan foto dan video.

“Kami menegaskan perbuatan dua oknum polisi tersebut melanggar UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, Hari kebebasan pers kita justru dihalang-halangi saat meliput ini kan sudah kebablasan,” ujar Ichuk. Lebih jauh Ichuk menjelaskan, jika perbuatan dua oknum polisi tersebut sudah jelas melanggar UU nomer 40 tahun 1999 tentang pers pasal 18 ayat (1). Kabag Humas Polres Bondowoso, Iptu Bobby Dwi Siswanto mengatakan pihaknya telah menerima somasi dan akan meneruskan kepada pimpinan. “Kami telah memanggil personil yang melakukan arogansi dan sedang melakukan pemeriksaan. Kami menegaskan bahwa tidak ada instruksi pelarangan pengambilan video atau foto dari pimpinan,” kata Iptu Bobby.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Adi Susanto