FaktualNews.co

Gagal Panen Akibat Banjir, Petani di Sumobito Jombang Merugi Puluhan Juta

Pertanian     Dibaca : 63 kali Penulis:
Gagal Panen Akibat Banjir, Petani di Sumobito Jombang Merugi Puluhan Juta
FaktualNews.co/Magang Dua (MG-2)
Kondisi sawah di Dusun Grudo, Madiopuro, Sumobito, Jombang yang terdampak banjir dan gagal panen.

JOMBANG, FaktualNews.co – Banjir yang melanda Dusun Grudo, Desa Madiopuro, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang pada Senin (9/6/2025), tidak hanya merendam permukiman warga, tetapi juga menyebabkan kerusakan parah pada lahan pertanian. Sedikitnya 15 hektare sawah terdampak, menyebabkan para petani mengalami gagal panen dengan total kerugian ditaksir mencapai sekitar Rp 40 juta.

Sutrisno (55), salah satu petani setempat, mengungkapkan bahwa sawahnya yang baru saja ditanami padi dan jagung kini terendam air. Ini bukan kali pertama ia mengalami musibah serupa. “Tanaman ini baru ditanam. Sudah dua sampai tiga kali saya gagal panen karena banjir,” ujarnya saat ditemui di lokasi.

Menurutnya, ada sedikit harapan jika genangan air segera surut. “Kalau banjir tidak lebih dari tiga hari, biasanya tanaman padi masih bisa diselamatkan. Tapi kalau lebih dari itu, bisa dipastikan mati,” katanya. Saat ini, ia berencana menanam ulang, namun terkendala keterbatasan modal.

Nasib serupa dialami Heru Kurniawan (45), petani lainnya yang memperkirakan total kerugian di lahan pertanian sekitar bisa mencapai Rp 40 juta. “Di sekitar sini ada sekitar 100 x 40 bata lahan jagung yang terdampak. Satu bata saja kerugiannya bisa mencapai Rp 1 juta,” jelasnya.

Ia menyebutkan bahwa kerugian tersebut sepenuhnya ditanggung para petani tanpa ada bantuan dari pemerintah. “Sampai sekarang belum ada bantuan. Semua biaya harus ditanggung sendiri. Memang sudah risiko petani,” ujarnya dengan nada pasrah.

Warga menduga banjir disebabkan oleh meningkatnya debit air sungai akibat curah hujan ekstrem yang dipicu oleh fenomena cuaca tidak menentu. “Katanya ini efek El Nino Basah. Cuacanya sekarang sulit diprediksi,” tambah Heru.

Sebagai langkah antisipatif, para petani berharap pemerintah segera membangun tanggul permanen di sekitar aliran sungai yang rawan meluap. “Kami butuh tanggul tinggi supaya air sungai tidak meluap ke sawah dan permukiman warga,” harapnya.(Kevin Nizar)

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Tim Redaksi FN