FaktualNews.co

Berawal dari Hobi, Pemuda Asal Jombang Sukses Budidayakan Hewan Gecko

Ekonomi     Dibaca : 86 kali Penulis:
Berawal dari Hobi, Pemuda Asal Jombang Sukses Budidayakan Hewan Gecko
FaktualNews .co/ Magang Satu ( MG - 1 )
Roy Sevo pemuda asal Ngoro Jombang berhasil membudidayakan hewan gecko. Diawali dari hobinya memelihara gecko.

JOMBANG, FaktualNews.co– Berbeda dengan tokek pada umumnya, gecko merupakan jenis reptil yang memiliki variasi warna kulit yang menarik. Bentuknya yang lucu dan karakternya yang jinak membuat tokek asal Pakistan ini menjadi favorit para pecinta reptil di Indonesia.

Banyak orang yang memelihara reptil sebagai hobi, salah satunya adalah gecko. Sebagian dari mereka bahkan mulai menjadikan hobi tersebut sebagai peluang bisnis dan sumber tambahan penghasilan.

Salah satu contoh sukses datang dari Roy Sevo (22), pemuda asal Dusun Ngepeh, Desa Rejoagung, Kecamatan Ngoro, Jombang. Sejak tahun 2023, ia mengembangkan hobinya memelihara gecko menjadi ladang usaha. Awalnya, Roy membeli sepasang indukan gecko seharga Rp500.000 dan mulai mencari informasi seputar perawatan serta teknik budidaya gecko.

“Awalnya saya hanya hobi. Lalu iseng membeli sepasang indukan gecko dan mulai belajar cara merawat serta mengembangbiakkannya,” ujarnya.

Menurut Roy, satu pasang indukan gecko bisa menghasilkan hingga 10 butir telur. Masa inkubasi telur berkisar antara 40 hingga 60 hari, tergantung kondisi lingkungan dan perawatan. Ia menekankan pentingnya menjaga kelembapan dan kebersihan lingkungan penetasan.

“Gecko bertelur setiap 3 minggu sekali. Telurnya harus diletakkan di atas perlit basah agar tetap lembap, dan diberi jaring-jaring untuk tempatnya. Setiap telur harus dicatat tanggal dan indukannya agar tahu kapan akan menetas dan jenis geckonya,” jelas Roy.

Hasil budidaya Roy kini telah dipasarkan hingga ke luar daerah, seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat. Ia bahkan pernah menjual satu ekor gecko jenis black night seharga Rp2.100.000.

Roy tidak hanya menjual gecko dewasa, tetapi juga anakan (baby gecko). Menurutnya, sebagian besar pembeli lebih tertarik membeli gecko saat masih baby karena harga yang lebih terjangkau dan lebih mudah dilatih.

“Harga baby gecko berkisar antara Rp70.000 hingga Rp120.000, tergantung jenisnya. Sedangkan gecko dewasa bisa mencapai Rp500.000. Yang paling mahal yang pernah saya jual adalah jenis black night, hasil budidaya sendiri,” tambahnya.

Dalam proses budidaya, Roy juga menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait kondisi cuaca dan kesehatan fisik gecko. Menurutnya, suhu kandang harus stabil, tidak terlalu panas maupun dingin, agar gecko tetap sehat.

“Kalau terlalu panas, gecko bisa dehidrasi. Sebaliknya, suhu terlalu dingin bisa menyebabkan stres. Alas kandang harus rutin diganti agar tetap bersih. Untuk penyakit, yang sering muncul antara lain metabolic bone disease (MBD), kripto, dan katarak. Jika terkena MBD sejak kecil, harus rutin diberi kalsium. Sedangkan untuk pengobatan lainnya bisa pakai Biovico,” paparnya.

Saat ini, Roy mencatat sudah berhasil menjual lebih dari 100 ekor gecko selama tahun 2024. Meski bulan ini baru terjual empat ekor, ia optimistis permintaan akan terus meningkat, mengingat banyaknya pecinta reptil di Indonesia.

“Tahun lalu saya bisa menjual antara 120 hingga 200 ekor. Bulan ini baru 4, tapi saya yakin peminat akan terus bertambah,” ucapnya.

Menurut Roy, biaya perawatan gecko relatif murah. Gecko cukup diberi makan tiga kali sehari menggunakan jangkrik dan disediakan air minum. Kandangnya pun tidak membutuhkan fasilitas rumit.

“Cukup diberi ventilasi udara dan alas kandang. Makan tiga kali sehari pakai jangkrik juga sudah cukup,” pungkasnya.(Wahyu)

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Slamet Wiyoto