Belasan Hektar Terumbu Karang Rusak
UINSA Dorong Misi Bahari Situbondo Kolaborasi Uji Laboratorium
SITUBONDO, FaktualNews.co-Rusaknya terumbu karang seluas 13 hektar di kawasan wisata Pasir Putih, Situbondo. Memantik reaksi Doktor Koralogi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) Ruly Isfatul Khasanah.
Ruly Isfatul Khasanah mendorong Komunitas Misi Bahari Situbondo, untuk berkolaborasi dengan Pemkab Situbondo, dalam melakukan uji laboratorium terumbu karang yang rusak di kawasan watukennung, dengan posisi sebelah timur Wisata Bahari Pasir Putih Situbondo.
“Untuk sementara kami baru bisa menduga-duga karena lokasinya -lokasi 13 hektare terumbu karang mati-, dan kami berasumsi ini karena akibat bahan kimia, sifat kematiannya pun kalau secara biologi maupun fisika kami bisa tahu serta ciri-ciri seperti ini mengarah ke bahan kimia,” kata Ruly, usai seminar di Pendopo Situbondo,
Rusaknya seluas 13 hektare terumbu karang di kawasan Wisata Bahari Pasir Putih pada pertengahan 2024 lalu. Seiring banyaknya pembangunan penginapan atau villa, yang dilengkapi dengan kolam renang.
Doktor Ruly menegaskan, belum bisa menjustifikasi secara langsung kerusakan terumbu karang di kawasan wisata Pasir Putih itu karena dampak dari limbah air kimia kaporit karena belum ada kajian secara ilmiah, dan hasilnya pun masih belum valid.
“Kami belum dapat memastikan penyebabnya, karena pengambilan sampel terumbu karang, jadi kondisinya setiap hari dinamis, dan bisa jadi ketika ambil sampel saat itu kondisinya baik-baik saja karena tidak ada limbah yang sedang dibuang,”bebernya.
Menurutnya, butuh beberapa kali pengambilan sampel terumbu karang yang rusak tersebut untuk memastikan apakah terumbu karang rusak atau mati karena kaporit atau penyebab lainnya.
“Kalau dampak pemanasan global itu gejala awalnya bleaching -putih- tapi masih bisa punya kemungkinan hidup lagi karena kalau kematian pemanasan suhu dan dalam waktu enam minggu suhunya kembali lagi, maka biasanya hidup lagi kembali normal,” kata Rully.
“Jadi, solusinya harus kolaborasi duduk bersama dari Komunitas Misi Bahari Situbondo, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya, lalu melakukan aksi,” ujarnya.
Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Situbondo Ranti Seta Ayu Pratiwi telah melakukan pemantauan lapangan dan uji laboratorium terkait kerusakan terumbu karang.
“Hasil uji laboratorium menunjukkan adanya parameter yang melebihi baku mutu, namun diperlukan penelitian lanjutan untuk memahami penyebab kerusakan secara lebih komprehensif,”katanya.
Sementara itu, Ketua Komunitas Misi Bahari Situbondo Aglendy RO selaku panitia pelaksana seminar mengatakan akan bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat untuk melakukan uji laboratorium terumbu karang yang rusak di kawasan wisata pantai yang menjadi ikon Situbondo itu.
“Jadi tujuan dari kegiatan seminar ini sebenarnya sudah tercapai, tadi juga disampaikan oleh pemateri untuk kolaborasi melakukan uji laboratorium terumbu karang rusak,” katanya.
Seminar dan talk show “Bersama Menjaga Laut Warisan Biru Untuk Generasi Mendatang” dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk pelaku usaha, mahasiswa, dan Dinas Lingkungan Hidup setempat.