Pengerajin Tas di Ngoro Jombang Kebanjiran Pesanan Jelang Tahun Ajaran Baru
JOMBANG, FaktualNews.co – Momentum tahun ajaran baru membawa berkah tersendiri bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), terutama yang bergerak di bidang penyediaan perlengkapan sekolah. Salah satunya adalah Suntoro (51), seorang pengerajin tas asal Dusun Genjong, Desa Sidowarek, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang.
Suntoro mengungkapkan, sejak Desember hingga Juli, ia mengalami lonjakan pesanan tas sekolah hingga 40 persen dibandingkan hari biasa.
“Adanya tahun ajaran baru ini benar-benar membawa keberkahan. Peningkatan pesanan sudah terasa sejak bulan Desember, dan terus berlanjut hingga sekarang,” ujarnya, Minggu (7/7).
Selama periode tersebut, ia telah memproduksi lebih dari 100 hingga 200 tas sekolah. Jumlah ini meningkat signifikan dibanding hari-hari biasa, di mana produksi hanya sekitar 60–70 tas. Pada hari biasa, Suntoro lebih banyak memproduksi tas kamera.
“Kalau momen tahun ajaran baru, saya bisa produksi hingga 200 tas. Sementara hari biasa paling sekitar 60 atau 70 biji. Bahkan, saat tidak musim sekolah, saya lebih sering buat tas perlengkapan kamera,” jelasnya.
Meskipun pesanan membludak, Suntoro tetap melayani semua permintaan, baik tas sekolah maupun tas kamera, sesuai urutan antrean.
Ia memperkirakan tren pesanan ini akan terus berlangsung hingga pertengahan Agustus, meskipun setelah itu masih ada beberapa pesanan susulan.
“Biasanya sampai pertengahan Agustus masih ramai. Setelah itu, tetap ada pesanan, tapi paling 10 sampai 15 biji saja,” tambahnya.
Dari Desember hingga Juni, Suntoro mengaku telah meraup omzet sekitar Rp25 juta dari penjualan tas sekolah tingkat SD, MI, dan SMP.
Untuk harga, tas hasil karyanya dibanderol mulai Rp35.000, tergantung ukuran dan jumlah gambar sablon yang diminta.
“Harga standar Rp35.000. Kalau banyak sablon bisa tambah Rp5.000, jadi paling mahal Rp40.000. Tidak sampai Rp50.000,” jelasnya.
Pemasaran tas produksinya tidak hanya mencakup wilayah Jombang, tapi juga merambah ke luar daerah seperti Kediri, Batu, hingga ke luar Pulau Jawa seperti Bali—terutama daerah Tanah Lot, Tabanan.
Meski permintaan meningkat, ia memastikan harga bahan baku tetap stabil dan stok masih melimpah, terutama di wilayah Mojokerto, Malang, dan Sidoarjo.
“Harga bahan tidak naik, masih di kisaran Rp17.000 per meter dan Rp600.000 per rol. Jadi produksi masih aman,” pungkasnya.(Wahyu)