Video: Disebut Meninggal Karena Covid-19, Keluarga Mengamuk

JEMBER, FaktualNews.co – Kericuhan di RS Bina Sehat kembali terjadi. Setelah sebelumnya ada warga Kecamatan Kaliwates yang minta keterangan resmi tentang hasil Swap Tes bapaknya yang sudah meninggal. Kamis (6/8/2020) sore, Keluarga jenazah atas nama Kaidah (51) warga Dusun Jereng Barat, Desa Gugut, Kecamatan Rambipuji, mengamuk di depan ruang IGD rumah sakit.

Para keluarga pasien meninggal itu mengaku tidak terima jika Kaidah disebut meninggal dan tersuspect Covid-19. Karena saat sebelum meninggal, jenazah menjalani Rapid Tes dan hasilnya non reaktif.

“Kami tidak terima keluarga kami dibilang Covid-19. Dia Cuma (sakit) asam lambung, dan kami mau bawa pulang. Kalau tidak boleh kami akan memaksa,” kata salah seorang kerabat dengan berteriak.

Diketahui dalam peristiwa tersebut, tampak puluhan polisi dari Mapolres Jember memadati lokasi untuk menjaga keamanan. Pasalnya pihak keluarga pasien tampak histeris dan secara emosional mendesak pihak rumah sakit untuk segera memulangkan jenazah agar dapat segera dimakamkan.

“Tolonglah pak, kami rakyat kecil. Sampeyan polisi bela kami, jangan bela rumah sakit. Keluargaku sudah mati, kami mau bawa pulang,” tutur seorang perempuan yang belakangan diketahui anak perempuan dari Kaidah.

Selain berupaya mencegah kerusuhan, polisi juga terlihat melakukan upaya persuasif dengan menengahi antar kedua belah pihak.

Pantauan wartawan di lokasi kejadian, pihak keluarga pasien memaksa untuk membawa pulang jenazah karena dinilai pihak rumah sakit tidak memberikan keterangan dengan benar.

Situasi tampak mencekam karena pihak keluarga sempat dihalangi masuk ke dalam ruang IGD. Namun kemudian sesaat tampak tenang karena diredam oleh sejumlah polisi dengan komunikasi halus. Akan tetapi suasana kembali emosional, saat jenazah akan dikeluarkan dari kamar jenazah untuk dibawa ke ruangan perawatan jenazah.

Tampak saat itu, pihak keluarga pasien yang notabene anak laki-laki Kaidah sampai melompat pagar batas untuk masuk ke dalam ruang kamar mayat RS Bina Sehat, dan bermaksud untuk mengambil jasad pasien secara paksa.

“Ini persoalannya, Bu Kaidah itu bukan Covid, buktinya ini saya punya foto hasil rapid tesnya non reaktif kok. Lah tapi kenapa tiba-tiba disebut Covid-19. Apa-apan rumah sakit ini,” kata keponakan Pasien Aan Anshori saat dikonfirmasi sejumlah wartawan.

Karena merasa Kaidah tidak meninggal karena suspect Covid-19, pihak keluarga tidak setuju jika jasad Kaidah tetap di dalam peti mati saat dikubur.

“Kami gak apa-apa dimandikan, dan disholatkan disini. Dari rumah sakit ke rumah kami juga gak masalah pakai peti. Tapi, waktu di liang lahat jangan pakai peti. Permintaan kami itu, pihak rumah sakit gak mau,” ungkap kekesalan Aan.

Senada dengan yang disampaikan Aan, saat dikonfirmasi bersamaan, Putra pasien Jamal juga menghendaki ibunya dimakamkan dengan kondisi jasad hanya dibalut kain kafan.

“Manusia mati jasadnya harus menyentuh tanah. Gak bisa pakai peti. Keyakinan kita itu,” tegasnya. Mereka, bersedia mematuhi protokol Covid-19 apabila Kaidah memang positif terjangkit virus corona.

“Tapi hasil rapid tes non reaktif. Hasil Swap juga tidak ada. Apa maksud ini semua? Rumah sakit apa ini,” ujarnya dengan nada tinggi.

Apalagi, riwayat penyakit yang diderita Kaidah hanya asam lambung yang diidap sudah lama. Jamal menyampaikan, Kaidah merupakan pasien rujukan dari RS Kaliwates yang 3 hari lalu dikirim ke RS Bina Sehat.

“Rencananya hari ini dioperasi, tapi takdir berkata lain. Kami hanya mau bawa almarhum pulang untuk dimakamkan dengan layak,” ujarnya. Sementara itu saat dikonfirmasi terpisah, petugas rumah sakit yang enggan disebutkan namanya mengatakan, bahwa pasien meninggal itu memang suspect Covid-19.

“Memang rapid tes nonreaktif dari hasil lab rumah sakit. Tapi diketahui di paru-parunya ada pneumonia. Ada cairan dalam paru-parunya. Tapi tolong jangan ditulis nama saya ya mas,” ucapnya dengan memohon.

Diketahui pihak kepolisian pun berusaha untuk menenangkan pihak keluarga, dan juga membantu proses pemulangan jenazah untuk segera dimakamkan.

Kabagops Polres Jember Kompol Agus saat akan diminta konfirmasi, enggan memberikan informasi dengan alasan masih menyiapkan proses pemakaman pasien tersebut.

“Maaf ya mas, nanti saja wawancaranya. Ini masih sibuk untuk pemulangan jenazah. Agar segera dimakamkan. Kasihan keluarga pasien,” katanya singkat.

Kaidah pun dipulangkan dengan mobil ambulans RS Bina Sehat. Setelah sebelumnya, mendapat pemulasaran di ruang perawatan jenazah.

 

Share