Polri Amankan Terduga Teroris Majalengka dan Penyusup Demo 411
JAKARTA, faktualnews.co – Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri dilaporkan menangkap jaringan terduga teroris majalengka sekaligus penyusup ISIS dalam demo 411 lalu. Keberhasilan awal ketika Densus menangkap pria berinisial B (36) di Desa Blang Teurakan, Kecamatan Sawang, Aceh Utara, Sabtu (26/11/2016) siang. Namun, kabar penangkapan itu baru beredar di masyarakat Aceh Utara pada sore hari. B ditangkap di rumah adiknya.
Camat Sawang Sufian membenarkan adanya penangkapan itu. Menurut dia, penangkapan itu turut disaksikan Kepala Desa Blang Teurakan, M Amin.
“Menurut kepala desa dia datang ke rumah adiknya itu dua hari lalu. Dan tidak melapor ke aparat desa. Sehingga aparat desa tidak tahu ada warga lain di desa itu,” kata Sufian.
Sufian mengatakan, B telah lama meninggalkan Sawang. Rumah orangtua B berada di Desa Gunci, Sawang, Aceh Utara.
“Saya minta kepada semua kepala desa agar rutin memantau desa. Sehingga jika ada warga lain langsung bisa diketahui,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Aceh Kombes Gunawan menyebutkan, penangkapan B terkait dengan jaringan teroris Majalengka, Jawa Barat.
“Hasil pengembangan Densus. Sebelumnya ada penangkapan teroris di Majalengka dan ini pengembangannya,” kata Gunawan dikutip kompas.
Bersamaan dengan penangkapan B, Kepolisian RI juga berhasil menangkap sembilan orang terkait jaringan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah atau yang lebih dikenal dengan sebutan ISIS yang menyusup dalam aksi unjuk rasa pada 4 November 2016 lalu.
Disampaikan Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar, mengatakan, mereka sengaja menyusup untuk membuat kekacauan saat aksi unjuk rasa berlangsung. Penangkapan terhadap sembilan orang itu merupakan pengembangan penyelidikan atas dugaan adanya penyusup dalam aksi unjuk rasa saat itu.
“Di mana pada saat kegiatan yang diramaikan atau unjuk rasa yang berjalan diisukan adanya kelompok-kelompok jaringan teror yang mencoba ikut serta meramaikan kegiatan unjuk rasa,” kata Boy dalam konfrensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Sabtu (26/11/2016).
Berdasarkan penyelidikan kemudian diketahui bahwa saat unjuk rasa berlangsung, mereka berniat mengambil senjata api milik petugas. Namun hal itu tidak terlaksana karena petugas yang mengawal aksi unjuk rasa tidak dibekali senjata api.
Kesembilan orang tersebut yakni Saulihun alias Abu Musaibah, Alwandi alias Aseng, Reno Suharsono, Dimas Adi Syahputra, Wahyu Widada, Ibnu Aji Maulana, Fuad alias Abu Ibrohim, Zubair, dan Agus Setiawan.
Saulihun alias Abu Musaibah berperan aktif untuk mendukung ISIS dan sebagai fasilitator bagi WNI ke Suriah. Alwandi alias Aseng merupakan anggota kelompok ISIS yang ikut pelatihan dan berencana melakukan penyerangan teror.
Sementara Reno Suharsono berperan membantu WNI ke Suriah dan menjemput mereka yang kembali ke Indonesia. Dimas Adi Syahputra merupakan anggota tim yang bertugas merancang pelatihan. Ia pernah ke Suriah dan berencana ikut mengacaukan aksi unjuk rasa 4 November lalu.
Lalu Wahyu Widada berperan dalam proses pelatihan serta membantu para rekannya berangkat ke Suriah. Ibnu Aji Maulana menyiapkan misi untuk membuat wilayah Indonesia sebagai Daulah Islamiyah.
Sementara Fuad alias Abu Ibrohim berperan menyiapkan keberangkatan WNI ke Suriah. Zubair merupakan anggota kelompok yang mengikuti kajian khilafah pimpinan Fauzan al Anshar. Ia juga ikut dalam pelatihan.
Terakhir, Agus Setiawan. Ia berperan membantu pembuatan surat-surat administrasi palsu seperti paspor, akta keluarga, dan kartu tanda penduduk (KTP).