Pendidikan

Dirasa Memberatkan, Mahasiswa STKIP Tuntut Biaya SPP Diturunkan

Mahasiswa STKIP Kabupaten Jombang, menggelar aksi unjuk rasa menuntut biaya SPP diturunkan di depan kampus STKIP Jombang, Jawa Timur, Kamis (12/1/2017). FaktualNews.co/Arief/

 

JOMBANG, faktualnews.co – Ratusan mahasiswa Sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan (STKIP) Jombang menggelar aksi unjuk rasa menuntut biaya SPP diturunkan serta transparansi dari kampus.

“Kita meminta kepada pihak kampus untuk menurunkan biaya spp dan DPP yang dinilai memberatkan kepada mahasiswa, jika tuntutan tidak dipenuhi kami akan kembali turun guna menggelar aksi demonstrasi susulan, dan juga pihak rektorat harus memberlakukan manajemen kampus yang transparan (open management campus).” ujar Koordinator aksi, Fajar saat orasi di depan kampus STKIP Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (12/1/2017).

Dalam aksi tersebut mahasiswa berdiam diri seperti batu dengan membawa spanduk dan poster yang berisikan tuntutan demonstrasi.

Satu persatu perwakilan melakukan orasi tepat didepan kampus. Selain itu para mahasiswa juga menyanyikan lagu kebangsaan indonesia raya.

Dari data yang dihimpun, Besaran SPP dan Dana Pembanguna Pendidikan yang harus dibayarkan oleh mahasiswa baru sejumlah Rp 3.800.000 dengan rincian Rp. 1.800.000 untuk SPP dan Rp. 2.000.000 untuk DPP, hal ini dirasakan sangat memberatkan bagi mahasiswa.

Sementara itu Humas kampus STKIP, Firmansyah menyatakan bahwa aksi yang dilakukan oleh mahasiswa ini merupakan bentuk dari dinamika pendidikan yang ada didalam kampus tersebut.

“Inti dari aksi kali ini adalah bahwa beban mahasiswa dirasa terlalu berat sehingga mereka menyampaikan aspirasi kepada pimpinan dengan cara unjuk rasa, meminta supaya ada penurunan biaya pendidikan terutama angkatan 2016 yang semula kisaranyan diangka Rp 3 juta lebih diturunkan menjadi Rp 2 juta lebih,” ujarnya kepada awak media.

Setelah berkordinasi dengan pihak rektorat, Firmansyah mengatakan akan kembali mempertimbangkan aspirasi dari mahasiswa dalam jeda waktu dua minggu guna membahas secara internal.

“Yang perlu digarisbawahi adalah tidak ada kenaikan, angka tersebut sudah terpasang di brosur universitas, dan sudah dilihat oleh para mahasiswa baru, bahwa biaya pendidikan di STKIP sesuai dengan yang tertera didalam brosur,” pungkasnya.

Usai melaksanakan aksi, sejumlah perwakilan dari mahasiswa akhirnya ditemui oleh pihak rektorat untuk melakukan mediasi dan menyampaikan aspirasi serta tuntutan dari mahasiswa baru. Namun karena belum ada titik temu kesepakatan antara mahasiswa dan pihak rektorat, mahasiswa kemudian membubarkan diri serta berjanji akan melakukan aksi susulan hingga tuntutan dipenuhi. (rep/wat)